Mohon tunggu...
Ekri Pranata Ferdinand Baifeto
Ekri Pranata Ferdinand Baifeto Mohon Tunggu... Human Resources - Timor Tengah Selatan

Seorang pengagum berat Cristiano Ronaldo dan pemakan segala kacuali durian. Menyelesaikan studi S1 Pendidikan Fisika di Institut Pendidikan SoE, S2 Pendidikan Fisika di Universitas Pendidikan Indonesia, dan saat ini sedang menempuh studi doktoral (S3) di Universitas Pendidikan Indonesia serta Magister Ministry Marketplace (S2) di Sekolah Tinggi Theologi Bandung. Menyukai banyak hal; sains, musik, sepak bola, seni, dan lain-lain.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ubanan, Diterima atau Dihindari?

11 Mei 2020   01:11 Diperbarui: 11 Mei 2020   03:47 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
suara.com | Ilustrasi reaksi orang saat memiliki uban

Semua yang ada di alam memiliki siklus hidup, termasuk manusia. Lahir, tumbuh menjadi balita, remaja, dewasa, menjadi tua dan akhirnya kembali kepada Sang Pencipta--walaupun dalam kasus lain ada yang tidak sempat menjalani siklus ini dengan utuh.

Salah satu fenomena yang secara alami terjadi pada manusia adalah memutihnya rambut. Rambut putih atau yang lebih lazim disebut uban biasanya muncul sebagai salah satu tanda penuaan pada manusia. Rambut putih atau uban ini akan muncul pada rentang usia empat puluh tahun ke atas. Dalam kasus anomali bisa juga pada orang dibawah usia tersebut atau bahkan pada anak-anak.

Membahas rambut putih atau uban ini menarik. Ada orang yang menerima kondisi ubanan sebagai suatu fenomena  alami tubuh, tetapi ada juga orang yang tidak menerima jika dirinya ubanan; terutama jika usianya belum termasuk dalam kategori orang yang pantas untuk ubanan. Orang-orang seperti ini beralasan bahwa jika ubanan maka dirinya akan terlihat tua dan tidak menarik untuk dipandang.

Bagi orang yang tidak menerima dirinya ubanan biasanya melakukan berbagai cara cara agar tetap  terlihat muda dengan rambut hitamnya. Entah disemir hitam atau dicat dengan berbagai macam warna. Yang penting dirinya terbebas dari uban. "Belum waktunya!", kata hati membela diri.

Mengenal Penyebab Timbulnya Uban

Sedikit belajar tentang uban atau rambut putih. Ada beberapa faktor penyebab memutihnya rambut seseorang menurut sumber ahli:

1. Faktor ras  dan genetik

Ras dan genetik merupakan faktor penyebab uban dari sisi usia. Pada ras orang kulit putih biasanya muncul uban pada kisaran usia 35 tahun. Untuk ras orang Asia, rambut putih akan tumbuh pada akhir usia 30-an. Sedangkan pada ras Afrika-Amerika rambutnya akan mulai memutih pada usia 40 tahun ke atas atau sekitar pertengahan 40-an.

2. Pengaruh autoimun

Autoimun atau kalainan sistem imunitas tubuh adalah kondisi dimana sistem kekebalan tubuh sesorang menyerang tubuhnya sendiri. Gangguan autoimun menyebabkan hilangnya pigmen pada rambut. Pigmen rambut ini yang menyebabkan rambut sesorang bisa berwarna; hitam, pirang coklat, dan lain-lain (awalnya rambut manusia berwarna putih). Gangguan autoimun ini bisa menjadi salah satu penyebab sesorang mengalami uban pada usia muda.

3. Kelainan kelejar tiroid

Kelainan kelenjar tiroid menyebabkan ketidakseimbangan pada hormon tiroid. Hormon tiroid ini berfungsi untuk mengatur metabolisme dan menghasilkan hormon tiroid itu sendiri. Jika tumbuh uban pada usia muda bisa menjadi indikasi adanya gangguan pada hormon tiroid.

4. Defisiensi nutrisi

Defisiensi nutrisi adalah salah satu jenis malnutrisi. Defisiensi nutrisi merupakan kondisi dimana tubuh sesorang tidak memperoleh asupan nutrisi yang cukup. Sederhananya antara nutrisi yang masuk ke tidak seimbang dengan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Karena itu, jika anda mengalami ubanan pada usia muda bisa jadi karena kekurangan nutrisi.

5. Merokok

Faktor lain penyebab ubanan adalah merokok. Bagi seorang perokok, potensi memutihnya rambut akan semakin cepat. Rokok mengandung zat-zat berbahaya seperti nikotin, tar, karbon monoksida (CO), arsenic (As), dan lain-lain.

Zat-zat berbahaya ini mengakibatkan gangguan pada melanosit. Gangguan ini menyebabkan rusaknya sel-sel tersebut. Melanosit sendiri berfungsi memproduksi melanin. Melanin merupakan sebutan lain untuk pigmen yang memberi warna pada warna kulit, mata, dan juga rambut.

Setelah mempelajari hal-hal di atas, mulailah merenung. Jika mengalami ubanan  sebelum waktunya mungkin penyebabnya adalah salah satu faktor yang sudah disebutkan.

Belajar Menerima Kondisi Ubanan

Kamu berada di depan cermin dan sedang memperhatikan bahwa dirimu terlihat belum tua-menurut kamu; kulit masih terlihat kencang dan gigi-gigimu masih utuh. Tiba-tiba kamu melihat bahwa ternyata ada beberapa helai rambut putih mulai muncul di antara rambut hitam.

Kamu pun mengacak-acak rambutmu dan melihat bahwa ternyata rambut putih yang sudah tumbuh lebih banyak dari perkiraan kamu.

Bagaimana reaksimu? Menerima fakta bahwa kamu sudah mengalami penuaan, atau protes dan melakukan modifikasi agar tetap awet muda?

Seperti sudah dikatakan di awal bahwa ada beberapa orang akan menerima kondisi tersebut, tetapi ada juga yang tidak menerima kehadiran si rambut putih.

Tidak salah jika kamu melakukan berbagai cara agar uban tidak terlihat. Tetapi apapun caranya, rambut ubanmu akan tetap muncul lagi dan lagi. Proses alami itu tidak akan berubah.

Alih-alih menempuh berbagai cara dan pada akhirnya lelah dengan semua itu, cobalah belajar menerima keadaan. Fakta bahwa proses penuaan akan terus berjalan. 

Beberapa alasan mengapa kita perlu belajar menerima uban sebagai bagian dari diri kita:

1. Bagian dari rencana Tuhan

Semua yang terjadi di dunia ini, termasuk detik-detik dimana kita menjalani siklus hidup semua atas campur tangan Tuhan. Demikian juga dengan proses penuaan. Jika Tuhan mengijinkan bahwa rambutmu akan memutih, maka jadilah demikian.

Cobalah untuk tidak paranoid dengan keberadaaan rambut putih atau uban. Rambut putih menandakan bahwa Tuhan terus memelihara hidupmu hingga fase tersebut. Uban tidak akan merubah rencana Tuhan atas hidupmu, demikian juga jika kamu berusaha menyemir atau mengecat rambutmu. Semua akan berjalan sesuai dengan yang sudah ditentukan Tuhan.

2. Menerima diri sendiri

Terkadang membandingkan diri dengan orang lain membuat kita tidak dapat menerima diri sendiri. Saat melihat orang lain yang seusia tapi belum mengalami uban membuat kita rendah diri. Ada pula yang mengatakan bahwa rambut hitam lebih baik daripada rambut putih, ini jelas sebuah persepsi yang salah.

Kita perlu belajar menerima diri apa adanya. Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan; termasuk memiliki uban. Tidak perlu membandingkan diri denga orang lain. Setiap pribadi unik; tidak sama. Kekurangan dan kelebihanmu, itulah kamu yang sesungguhnya. Jika kamu bisa menerima uban di kepalamu, kamu tahu siapa kamu sebenarnya.

3. Hal yang lazim dan natural

Siapa yang dapat mengendalikan proses yang terjadi pada tubuhnya? Tidak ada seorang pun bisa. Ubanan merupakan proses alami tubuh. Itu sesuatu yang lazim. Rambut putih juga bukan sebuah aib. Karena itu jangan menolak kehadiran uban. Itu sebuah bagian dari diri yang sudah seharusnya diterima.

Itulah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghadapi kondisi ubanan. Jangan merasa malu. Kehadirannya membantu kita mengenali siapa diri kita, apa status kita, dan bagaimana kita harus bersikap.

Jika mendapati uban di kepala, segeralah sadar. Mungkin ada yang salah dengan kondisi dan pola hidupmu. Atau bisa jadi kamu harus sadar bahwa kamu sudah berpindah fase hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun