Melalui tulisan ini saya ingin berbagi pengalaman berbagi sukacita Natal yang sederhana.
Hari selasa, 24 Desember kemarin saya pergi keluar untuk membeli beberapa kebutuhan saya. Saat itu sedang turun hujan. Saya ingin membeli buku, alat tulis dan beberapa kertas warna.
Saya lalu pergi ke toko alat tulis langganan saya karena toko tersebut cukup lengkap, sebut saja toko M, salah satu toko alat tulis di kota Bandung. Â Namun saat tiba di sana ternyata toko tersebut tutup alias libur.
Akhirnya saya pulang. Saya kemudian mampir di salah satu Alfamart dan juga satu toko alat tulis lainnya tetapi apa yang saya butuhkan tidak ada di sana.
Di tengah jalan pulang, tiba-tiba saya ingat bahwa masih ada satu toko kecil yang belum saya datangi. Toko tersebut searah dengan arah jalan pulang ke rumah saya. Akhirnya saya pun mampir di toko tersebut.
Pelayan sekaligus pemilik toko tersebut adalah seorang Ibu berusia kurang lebih 60 tahun. Melihat ornamen hiasan di dalam toko tersebut saya berkesimpulan bahwa Ibu pemilik toko ini beragama Kong Hu Cu. Saya lalu menanyakan kebutuhan yang ingin saya beli dan ternyata semuanya tersedia di toko tersebut.
Ibu pemilik toko ini menyambut saya dengan baik. Melihat saya kehujanan, dia pun menawarkan untuk membungkus semua belanjaan saya dengan plastik. Saya pun menerima tawaran ibu tersebut dengan senang hati.
Setelah membayar saya lalu mengucapkan terima kasih dan langsung pergi. Tiba-tiba saya ingat kalau hari itu adalah tanggal 24 Desember. Saya kemudian berbalik kembali ke depan etalase toko tersebut dan dengan tersenyum saya mengatakan ke Ibu itu, "Selamat Natal Bu".
Ibu itu begitu terperanjat kaget. Raut wajahnya tiba-tiba berubah. Dia memandang saya cukup lama seakan tidak percaya bahwa ada pelanggan yang mengucapkan selamat natal kepadanya. Dengan senyum yang begitu tulus kepada saya dia membalas "Selamat Natal juga". Saya lalu pergi meninggalkan toko itu.

Akhirnya dalam perenungan saya menyadari bahwa merayakan natal tidak harus dengan sesuatu yang spektakuler dan heboh. Tidak juga harus dengan memberi hadiah yang banyak atau kado yang mahal. Natal bisa dimaknai dengan cara yang begitu sederhana.
Saya lalu merenungkan ayat-ayat Firman Tuhan di Alkitab yang pernah saya baca dan merefleksikan makna natal bagi saya.
Yesaya 9:6, "Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai."
Lukas 2:10, "Dan malaikat berkata kepada mereka: "Janganlah takut, Sebab sesungguhnya, aku membawa kabar baik sukacita yang besar yang akan untuk semua."
Yesus Kristus adalah Raja Damai. Dia juga pembawa kasih sukacita. Kedatangan Yesus Kristus seharusnya dimaknai dengan cara yang benar. Makna Natal lebih dari sekadar kado natal, Santa Claus, Â pesta kembang api, dan kemeriahan belaka lainnya.
Memaknai Natal tahun ini saya bersyukur bahwa Yesus Kristus sang Juruselamat tidak saja lahir bagi seluruh umat manusia. Yesus juga lahir di dalam hati saya dan memberi damai sukacita. Lebih dari pada itu, Yesus juga ingin agar saya membagikan damai sukacita Natal kepada orang lain. Tidak harus dengan sesuatu yang mahal, tidak harus dengan kemeriahan dan pesta yang fantastis. Tetapi, sesederhana apapun yang bisa dibagikan dan membawa damai sejahtera bagi sesama, bagikanlah.
Yang paling utama dari Natal adalah esensi dari pada kedatangan Yesus Kristus ke dunia ini dan bukan kemeriahannya.
SELAMAT NATAL. YESUS KRISTUS SANG JURUSELAMAT MENYERTAI KITA
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI