Saya hanya mesam-mesem saja melihat kelakuan tetangga-tetangga saya ini. Tapi nampaknya mereka benar-benar menunggu jawabanku. Berarti ini benar-benar genting. Saya harus segera mengeluarkan statement biar tidak jadi fitnah.
"Ngene lho luurr. Saya ini kan abdi negara. Abdi negara itu harus netral. Selain itu lak saya ini ditunjuk Pak RT yang sekarang jadi panitia pemilihan ketua RT yang baru. Jadi saya ini terikat profesi. Saya tidak boleh seenaknya sendiri nyetatus, fota-foto dengan calon ketua RT. Tidak boleh dolan, cangkrukan dengan calon ketua RT. Intinya, saya ini tidak boleh menunjukkan dukungan kepada salah satu calon secara terang-terangan. Lha kalau panitianya tidak netral lak hasil pemilihan ketua RT nanti jadi dipertanyakan keabsahannya to?"
"Oalah gitu to Pak Estu. Jadi intinya Pak Estu ini tidak boleh cawe-cawe berkaitan dengan pemilihan ketua RT. Gitu to?"
"Yoo, kurang luwih ngono lah"
Thing...Thing....Thing...Thing....Thing
Gerobak Bakso itu ujug-ujug berhenti di depan pos kamling. Penjualnya memukuli mangkok dengan sendok sambil senyam-senyum. Ngatimin Dingklik langsung ngomong tanpa tedheng aling-aling:
"Kalau untuk urusan ini, kayaknya Pak Estu bebas untuk cawe-cawe lho Pak?!"
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI