meriang kok.
Malam ini hanya saya dan Satemo Dokar yang ronda. Ngatimin Dingklik, Sastro Carik, dan professor Nalar Jembar izin karena tidak enak badan. Walah, memang lagi musimnyaDi kantor juga banyak orang yang nggak masuk kerja. Gantian nggak masuknya. Rata-rata ya kalau nggak batuk mesti karena gemreges. Badan panas.
Tadi pagi anakku juga nggak masuk sekolah. Alasannya juga karena tidak enak badan. Karena tidak sempat titip surat izin, saya wa wali kelasnya.
Eee... wali kelasnya membalas kalau beliau juga izin tidak mengajar karena sakit. Kok seperti pagebluk ya. Banyak orang sakit.
"Lha nggih lho Pak Estu, apa karena suhu yang puanas ini ya?"
"Ya bisa jadi. Ndonya makin panas, tubuh kita jadi lungkrah."
"Enak Pak Estu, rumahnya pakai AC."
"AC apa lho? Angin Cendela? Nggak, rumah saya nggak ada AC-nya. Nggak kuat bayar listriknya."
"Kalau banyak orang sakit kayak gini yang untung lak para dokter itu ya Pak Estu?"
"Hush, nggak baik ngomong gitu. Dokter itu lak membantu menyembuhkan orang yang sakit to? Masa mencari keuntungan dari orang sakit."
"Lha kan memang gitu to Pak? Orang sekarang kan sedikit-sedikit ke dokter. Sedikit-sedikit minum obat. Tidak seperti zaman dulu."