Mohon tunggu...
Eko Wurianto
Eko Wurianto Mohon Tunggu... Guru - Si Tukang Ngeteh

Seneng Ngeteh dan Ngobrol Ngalor Ngidul

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Mengapa Harry Potter Dititipkan ke Bibinya yang Jahat?

18 Oktober 2023   19:55 Diperbarui: 18 Oktober 2023   19:58 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya lagi lihat berita di TV ketika anak saya yang umur SMP itu runtang runtung dengan temannya keluar dari kamar.

Sepertinya mereka tadi nonton film. Buktinya, setelah di luar kamar mereka mendiskusikan film yang mereka tonton.

"Saya itu heran lho. Wong bayi lagi kapesan, Bapak Ibunya habis dibunuh penyihir jahat, kok malah anaknya dititipkan pada paman dan bibinya yang jahat itu. Terus apa maksudnya itu?"

"Lho kan ada alasannya tadi."

"Yang mana?"

"Pas Profesor Dumbedore menggendong Harry Potter mau diletakkan di depan pintu rumah bibinya, kan professor McGonagall keberatan kalau Harry dititipkan kepada keluarga muggle itu."

"Iya, terus?"

"Terus Profesor Dumbledore bilang kalau lebih baik Harry Potter tumbuh di tempat dimana tidak ada orang yang tahu kalau dia itu istimewa sampai dia siap."

"Maksudnya apa itu?"

"Kalau di buku, Dumbledore bilang jika Harry tidak "diungsikan" ke para muggle itu, ia akan menjadi anak yang dielu-elukan, disembah-sembah."

"Ia akan dianakemaskan oleh para penyihir karena Voldemort yang ditakuti itu pun tidak bisa membunuh Harry Potter yang masih bayi."

"Ini tidak baik. Ini akan menjadikan Harry tumbuh menjadi anak yang sombong. Makanya Dumbledore dititipkan ke paman bibinya yang tidak tahu kalau dia itu istimewa."

"Makanya perlakuan paman, bibi dan sepupunya juga begitu. Malah sering membully Harry."

"Tapi perlakuan yang seperti itu malah membuat Harry jadi rendah hati. Coba kalau dia sejak kecil sudah disanjung-sanjung. Pasti dia jadi besar kepala."

"Oh begitu?"

"Iyalah."

Saya yang kelihatannya sedang nonton TV tapi menguping pembicaraan anak-anak ABG itu jadi berpikir. Ternyata pesan yang bagus seperti itu pun bisa diselipkan di film.

Saya lalu mencoba mereka-reka ulang pembicaraan mereka yang saya dengar tadi. Ada seorang penyihir jahat yang membunuh sepasang suami istri. Tapi dia tidak mampu membunuh bayi mereka.

Terus bayi ini pun jadi terkenal karena penyihir yang sakti pun tidak bisa membunuhnya. Terus seorang Profesor yang bijaksana menitipkan bayi ini ke paman dan bibinya yang tidak tahu kalau bayi ini istimewa.

Karena kalau ia tumbuh di antara penyihir yang memujanya, ia akan tumbuh menjadi orang yang sombong.

Ini pesan yang dalam banget saya rasa. Bisa jadi Harry yang masih bayi ini memang anak istimewa. Tapi kalau ia sombong, keistimewaannya tadi bisa saja terhapus oleh kesombongannya.

Harry memiliki privilege yang tidak dimiliki oleh anak-anak yang lain. Privilege ini bisa menjadi berkah, tapi juga punya potensi menjadi kutukan.

Karena itu orang-orang yang bijaksana di sekelilingnya "membuangnya" jauh-jauh. Mereka tidak terburu-buru "mengorbitkan" Harry.

Mereka malah "menceburkan" Harry pada kesengsaraan hidup hingga tiba masanya. Hingga tiba saatnya Harry tahu bahwa ia adalah anak yang "terpilih". Anak yang akan mengubah dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun