"Alaahh, keinginan sesaat anak-anak itu."
Cericit segerombolan burung emprit hinggap di pohon mangga depan rumah Sastro Carik. Tak lama gerombolan berisi ratusan burung itu terbang bersama-sama ke arah selatan.
Di selatan sana ada sawah yang padinya sudah mulai menguning. Burung-burung itu pasti mau mengais rezeki ke sawah. Berlomba dengan helaan petani.
Kok kemudian saya sadar. Orang kota mana bisa menikmati cericit burung emprit? Ini adalah kemewahan yang hanya dinikmati orang desa.
Orang desa mungkin ingin menikmati dinginnya Mall. Tapi sebaliknya, orang kota sudah bosan dengan Mall. Mereka malah rindu ingin jalan-jalan di pematang sawah.
Hadeh cilaka kalau orang-orang kota itu bosan hidup di kota dan berbondong-bondong pindah ke desa. Harga tanah pasti akan tambah mahal. Sawah-sawah pasti akan ditumbuhi rumah-rumah. Naga-naganya, desa akan kehilangan ciri khasnya.
Ujug-ujug saya merasa takut. Buru-buru saya pamitan ke Sastro Carik dan memutuskan kembali sepedaan menyusuri pematang sawah yang lebar sebelum desa berubah menjadi kota.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H