Sastro Carik yang baru saja selesai menyeduh teh dan menggoreng tahu di "dapur" pos kamling mulai ikut urun rembug.
"Saya itu kadang mikir gini lho. Imajinasi-imajinasi yang ada di film Star Wars itu kan mulai banyak yang jadi kenyataan to? Dulu pertama lihat film itu, saya gumun banget lho lihat orang bisa telpon-telponan nggak cuma suara tapi juga ada videonya.  Sekarang kita lak  sudah bisa video call ke siapa saja dan murah. Sekarang juga sudah ada hologram persis seperti yang di film itu to?"
"Terus maksud njenengan  gimana Pak Sastro?"
"Gini lho, kapan ya para ilmuwan itu bisa menciptakan kendaraan-kendaraan langit yang murah. Yang sliweran seperti di film Star Wars itu lho. Yang canggih. Anti tabrakan. Kalau sudah ada yang kayak gitu kan bisa mengurangi kepadatan jalan raya to?"
"Lha nanti yang semarawut malah bukan cuma jalan darat Pak Sastro. Udara pun akan jadi tambah ruwet." Ngatimin Dingklik langsung menyahut. Sepertinya ia tiba-tiba mendapatkan wangsit, inspirasi.
"Lha terus pinginmu gimana?"
"Saya hanya pingin punya robot yang bunder itu lho?"
"R2-D2?"
"Betul. Terus robot itu dirancang untuk bisa membantu tugas-tugas manusia. Bisa bersih-bersih, bisa setrika baju. Bisa disuruh belanja. Terus bisa disuruh kerja 24 jam. Kita yang manusia ini tinggal leyeh-leyeh. Tinggal terima bersih."
"Heladalah"
"Jadi ada robot untuk rumah tangga. Robot untuk pabrik. Robot petani. Robot untuk masak bagi orang sekampung. Tak jamin kemacetan jalan raya akan hilang total."