Oleh Eko WindartoÂ
Perundungan anak merupakan masalah yang terus terjadi di berbagai negara dan mencakup berbagai jenis dan bentuk, termasuk verbal, fisik, dan psikologis. Perundungan anak dapat terjadi di berbagai lingkungan, baik di rumah, di sekolah, di tempat kerja, maupun di lingkungan virtual melalui media sosial dan teknologi.
Menurut Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), ada sekitar 3.800 kasus perundungan di Indonesia pada tahun 2023.Â
Â
Menurut KPAI dan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), jenis perundungan yang sering terjadi adalah bullying fisik (55,5%), bullying verbal (29,3%), dan bullying psikologis (15,2%).
Definisi dan Karakteristik Perundungan AnakÂ
Perundungan anak diidentifikasi sebagai tindakan agresif atau merendahkan yang bertujuan untuk mempermalukan, menyakiti, atau menjadikan anak sebagai obyek lelucon atau ejekan. Perundungan anak seringkali dilakukan secara terus-menerus dan dengan maksud yang jelas untuk menyakiti atau merendahkan anak. Beberapa karakteristik perundungan anak meliputi adanya ketidakseimbangan kekuasaan, intensitas, repetisi, dan ketidakadilan. Adapun bentuk perundungan anak dapat meliputi fisik, verbal, psikologis, atau melalui media sosial.
Berbagai Jenis Perundungan AnakÂ
Perundungan anak dapat terjadi dalam berbagai bentuk atau jenis. Berdasarkan jenisnya, perundungan anak dapat dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain:
Fisik: berupa kekerasan fisik seperti pemukulan, tendangan, dan gigitan.
Verbal: berupa penghinaan, ejekan, atau ancaman yang dilakukan dengan kata-kata secara langsung atau melalui media sosial.
Psikologis: merupakan bentuk perundungan yang dilakukan dengan maksud untuk membuat korban merasa takut, cemas, atau merasa rendah diri. Bentuk psikologis dari perundungan anak dapat berupa menjauhi si korban, tidak menyertakan dalam kegiatan, atau menganggapnya sebagai orang yang tidak berguna.
Cyberbullying: jenis perundungan yang dilakukan melalui internet, misalnya dengan mengirimkan pesan yang tidak sopan atau gambar yang tidak memadai.
Faktor-Faktor Risiko dan Penyebab Perundungan Anak
Terjadinya perundungan anak biasanya dipengaruhi oleh berbagai faktor risiko dan penyebab. Faktor-faktor tersebut meliputi faktor individu, keluarga, sekolah, teman sebaya, dan faktor lingkungan. Beberapa dari faktor risiko dan penyebab perundungan anak antara lain:
Kurangnya keterampilan sosial, seperti sulit membangun hubungan interpersonal dan cenderung menarik diri
Masalah konflik dalam keluarga atau lingkungan sekitar
Gangguan emosi dan perilaku pada diri anak, seperti kecemasan, depresi, atau hiperaktif
Kurangnya pengawasan dan perhatian orang tua atau orang dewasa dalam kehidupan anak
Budaya bullying, yaitu lingkungan sosial yang mendukung atau bahkan mempromosikan perundungan
Pengaruh media sosial dan teknologi yang memudahkan aksi bullying online
Dampak dan Konsekuensi Perundungan Anak Terhadap KorbanÂ
Perundungan anak memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap korban, baik secara individu maupun sosial. Dampaknya dapat berupa perasaan takut, kecemasan, hilangnya rasa percaya diri, dan bahkan dapat berujung pada gangguan psikologis seperti depresi dan kecemasan yang berkelanjutan. Korban perundungan juga dapat mengalami gangguan dalam kinerja akademik dan memiliki keterlambatan dalam perkembangan sosial.
Peran Orang Tua dan Sekolah Dalam Mencegah dan Menangani Perundungan AnakÂ
Orang tua dan sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam mencegah dan menangani perundungan anak. Orang tua harus berperan aktif dalam mengawasi dan mengontrol perilaku anak dan harus siap untuk memberikan dukungan ketika anak mengalami perundungan. Sementara sekolah harus memiliki kebijakan dan program pencegahan perundungan yang jelas serta memastikan bahwa setiap kasus perundungan ditangani dengan serius dan tuntas.
Media sosial dan teknologi sering menjadi faktor penyebab perundungan anak. Namun, dengan penggunaan yang bijak, teknologi dan media sosial juga dapat dimanfaatkan untuk melawan bullying dan membantu korban perundungan. Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menghimbau pengguna media sosial untuk bersikap hati-hati dalam mengunggah informasi, mendukung upaya kampanye anti-bullying, dan mengadakan seminar atau pelatihan untuk mengajarkan cara mencegah dan menangani perundungan.
Upaya dan Program Yang Dilakukan Untuk Mengurangi Perundungan AnakÂ
Banyak program dan upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi atau bahkan menghilangkan perundungan anak. Salah satunya adalah program sekolah untuk menanamkan nilai-nilai sosial dan membentuk perilaku positif pada anak. Tindakan preventif yang dilakukan seperti pembentukan program pelatihan sosial yang baik dapat membantu mencegah terjadinya perundungan.
Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Upaya dan Program Pencegahan Perundungan Anak
Meskipun banyak upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi perundungan anak, masih banyak faktor yang harus dipertimbangkan untuk menciptakan program yang efektif dan terbukti dalam mencegah dan menangani perundungan anak. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas upaya dan program pencegahan perundungan anak meliputi pengawasan dan pengaturan pelaksanaan program serta penilaian terhadap efektivitas program yang telah dilaksanakan.
Cara untuk Meningkatkan Kesadaran Masyarakat dan Mengubah Budaya yang Memicu Terjadinya PerundunganÂ
Anak Mengubah budaya yang memicu perundungan anak adalah satu bentuk upaya yang harus dilakukan oleh masyarakat secara bersama-sama. Dalam hal ini, media memegang peranan penting untuk membantu membangun kesadaran dan mengubah perilaku masyarakat. Selain itu harus ada kolaborasi antara keluarga, sekolah dan masyarakat untuk membentuk lingkungan yang lebih baik yang dapat menghasilkan perilaku positif pada anak.
Dalam menghadapi masalah perundungan anak, semua pihak harus bekerja sama untuk mengatasinya. Orang tua, sekolah, media sosial, dan masyarakat harus bekerja sama untuk membangun kesadaran dan mempertahankan konsep yang positif agar dapat meminimalkan kasus perundungan anak di masa depan.
Sekar Putih, 2692024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H