Mohon tunggu...
Eko Windarto
Eko Windarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Esainya pernah termuat di kawaca.com, idestra.com, mbludus.com, javasatu.com, pendidikannasional.id, educasion.co., kliktimes.com dll. Buku antologi Nyiur Melambai, Perjalanan. Pernah juara 1 Cipta Puisi di Singapura 2017, juara esai Kota Batu 2023
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

esai

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kisah Kasih Abadi dalam Tembang Puisi

8 Agustus 2024   08:53 Diperbarui: 8 Agustus 2024   09:01 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

bila suaramu saja mampu membuat hatiku resah

bagaimana jika kedua matamu memandangi sebuah wajah

yang selalu berdetak dalam jiwa, pasti kelopak matamu tak bisa berpindah

bila harum aroma tubuhmu saja serasa candu memabukkan jiwa

bagaimana mungkin pelukanmu tak mampu membuatku mabuk dan kepayang

engkaulah intan permata yang selalu memancarkan cahaya

membuat bunga-bunga selalu bermekaran dipekarangan hasrat jiwa

ah bagaimana rasa ini mengapa tak bisa diajak berpindah

berlari ke sana-kemari akhirnya berpulang kembali ke sebuah wajah

sungguh belaian lembut yang pernah mengairi sebuah telaga

tak pernah kering sampai beribu musim yang selalu berubah

sebenarnya puisi ini sudah terbakar waktu dan sirna dalam peluhmu

mengapa abunya masih membentuk aksara rindu melimpah ruah

harumnya tak pernah musnah meski jadi angin 

hingga kulit bergetar hebat tak sanggup menahan kehadirannya 

jiwaku menari mengikuti indahnya cahaya di atas cahayamu

senyumanmu yang terlanjur tergenggam, melekat dalam jiwa

dan air matamu yang menetes begitu saja dari lelehan rasa

membuat hatiku terhujam belati dan tak ada yang sanggup mencabutnya

ah. . . biarlah desah ini kutitipkan pada daun- daun hijau muda

agar geloranya abadi sampai ke ranting-ranting pohon surga

dinikmati bidadari kala bercanda ria

sambil meniupkan serulingnya 

: tentang tembang kisah kasih kita

Batu, 682024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun