Penting untuk diingat bahwa tidak semua pemanis buatan cocok untuk semua orang dan untuk konsumsi jangka panjang. Konsultasikan dengan dokter atau ahli diet terkait penggunaan pemanis buatan dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari.
Meskipun pemanis buatan umumnya memberikan rasa manis tanpa kalori atau karbohidrat, tetapi konsumsinya yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan pada sistem tubuh yang penting, seperti sistem metabolisme, pencernaan, dan lainnya. Beberapa dampak yang mungkin terjadi pada tubuh akibat mengonsumsi minuman berpemanis secara berlebihan, antara lain:
1. Gangguan Metabolisme
Salah satu risiko yang dapat terjadi akibat konsumsi minuman berpemanis secara berlebihan adalah gangguan metabolisme tubuh. Pemanis buatan dapat memicu pelepasan insulin dalam jumlah yang besar pada tubuh. Hal ini dapat menyebabkan disfungsi insulin dan berisiko terkena diabetes tipe 2.
Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa konsumsi pemanis buatan secara teratur dapat menurunkan sinyal peptida YY, suatu hormon yang terkait dengan nafsu makan yang diketahui dapat memengaruhi konsumsi kalori. Penurunan sinyal peptida YY ini dapat memicu kerusakan metabolisme dan dapat meningkatkan risiko terkena obesitas.
2. Gangguan Pencernaan
Pemanis buatan dapat mengakibatkan masalah pencernaan bagi beberapa orang. Salah satu jenis pemanis buatan yang sering memicu masalah pencernaan adalah sorbitol. Sorbitol adalah pemanis yang sering digunakan dalam permen karet, permen manis, dan makanan lainnya. Jika dikonsumsi secara berlebihan, sorbitol dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti kembung, gas, dan diare, terutama pada orang-orang yang memiliki kondisi sensitivitas usus seperti sindrom iritasi usus (IBS).
3. Pembentukan Plak pada Gigi
Konsumsi minuman berpemanis tinggi juga dapat memicu terbentuknya plak dan radang pada gusi. Mengonsumsi minuman yang mengandung asam fosfat seperti minuman bersoda atau minuman berenergi juga dapat merusak email gigi dan mengikis lapisan perlindungan gigi sehingga memperburuk kondisi kesehatan gigi dan mulut.
4. Gangguan Sistem Saraf