Sumber belajar tertentu cenderung memiliki kualitas yang lebih rendah dibandingkan dengan universitas atau sekolah formal. Kualitas pelatihan yang berbeda-beda dapat mempengaruhi sulitnya menilai kompetensi seseorang setelah mengikuti pelatihan atau seminar. Selain itu, pendidikan informal sering tidak memiliki landasan teoretis yang kuat seperti yang ada pada program pendidikan formal.
4. Kurangnya Inisiasi
Belajar secara formal sangat teratur dan diinisiasi oleh petugas akademik, pendidik, orang tua, di mana belajar merupakan tindakan yang mencakup sistematis dari berbagai aspek dalam membentuk pola pikir siswa. Sedangkan dalam belajar informal dibutuhkan inisiasi dari diri sendiri atau lingkup orang sekitar karena belajar informal tidak pasti teratur dan sistematis.
Dalam kesimpulannya, pendidikan informal dapat menjadi sebuah pilihan yang layak sebagai harapan baru dalam mengatasi masalah pendidikan di masa kini dan masa depan. Tetapi, seperti halnya dengan semua bentuk pendidikan lainnya, pendidikan informal memiliki keuntungan dan tantangan yang perlu diperhatikan. Oleh karena itu, penting bagi para pelajar untuk mempertimbangkan dengan cermat sebelum memutuskan untuk mendaftar pada program pendidikan informal tertentu. Dalam hal ini, pemerintah, institusi pendidikan dan organisasi perlu bekerja sama untuk memastikan kualitas dan keandalan program pendidikan informal serta pengakuan sertifikasinya. Hal ini dapat memungkinkan para peserta didik untuk mencapai keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan dalam lingkungan kerja yang semakin kompetitif.
Sekar Putih, 1172024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H