Layang-layang oleh Indra Intisa ini sangat menarik tersebab ia gambarkan bukan sekedar layang-layang yg dikendalikan dua wajah, lebih dari itu; bila kita melihat wajah bopeng masyarakat kita yang berebut kemenangan walau mereka tahu ketajaman benangnya. Apalagi bila kita kaitkan dg dunia perpolitikan dan kekuasaan, waoo tambah runyam. Puisi di atas menggambarkan wajah kita yang sering kumat tak tahu ujung pangkalnya membuat Indra Intisa sewot sambil nyruput kopi Intisa
Kadang keciamikan memainkan ludruk di atas panggung puisi bisa menjadi layang-layang putus. Dan entah jatuh di mana. Semua itu tinggal bagaimana terbangnya. Terlalu tinggi jatuhnya telbok, dan sakitnya tu di sini. Bila terlalu rendah akan ketinggalan angin alias bisa masuk angin. Muntah, Indra Intisa
Puisi Indra Intisa memang membuka ruang cukup lebar. Monggo diapresiasi bersama demi kesehatan kita bersama.
Batu. 2862017
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI