Mohon tunggu...
Eko Windarto
Eko Windarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Esainya pernah termuat di kawaca.com, idestra.com, mbludus.com, javasatu.com, pendidikannasional.id, educasion.co., kliktimes.com dll. Buku antologi Nyiur Melambai, Perjalanan. Pernah juara 1 Cipta Puisi di Singapura 2017, juara esai Kota Batu 2023
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

esai

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Refleksi Puisi Sebagai Autobiografi dan Sebagai Data Multidemensi dalam Kajian Ilmiah

18 Februari 2024   09:17 Diperbarui: 18 Februari 2024   09:20 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona


Oleh: Eko Windarto

Puisi bisa menjadi bentuk yang menarik dan kreatif untuk mengekspresikan autobiografi atau cerita hidup seseorang. Sebagian besar puisi autobiografi dipenuhi dengan pengalaman dan perasaan pribadi dari penulis, terkadang menyertakan detail yang spesifik tentang kehidupan mereka, baik itu kebahagiaan, kesedihan, kegembiraan, atau kesulitan.

Melalui puisi, seseorang dapat menggunakan kata-kata dan bahasa metaforis yang kuat untuk menggambarkan pengalaman hidup mereka, dan menciptakan penggambaran yang tulus dan mendalam tentang diri mereka sendiri. Puisi autobiografi sering kali berisi refleksi dari masa lalu, dengan penulis menggambarkan perubahan dan pertumbuhan yang mereka alami seiring waktu.

Jadi, jika kamu ingin menulis puisi sebagai autobiografi, mulailah dengan merenungkan pengalaman hidupmu dan perasaanmu, dan bermain-mainlah dengan bahasa dan metafora untuk menciptakan puisi

Puisi dapat dianggap sebagai data multidimensi dalam kajian ilmiah. Karena esai atau puisi bisa mencakup berbagai aspek, seperti detail linguistik, unsur emosi, bentuk penyampaian, dan sebagainya. Kemudian, dengan menggunakan teknik analisis data tertentu, maka akan mungkin untuk memproses esai atau puisi sebagai data multidimensi.

Dalam kajian ilmiah, puisi menjadi data penting
Mewakili keindahan dan sisi kemanusiaan yang abadi
Memberikan warna dan rasa dalam penelitian tuntas
Menjembatani antara akal dan hati, antara fakta dan esensi.

Puisi yang ditulis oleh beberapa penulis mungkin terdiri dari berbagai sudut pandang dan pengalaman hidup yang berbeda-beda. Karena itu, sulit untuk menganggapnya sebagai sebuah autobiografi yang berasal dari seorang penulis saja. Secara umum, autobiografi biasanya merujuk pada karya sastra yang menceritakan kisah hidup seseorang yang ditulis oleh dirinya sendiri. 

Sedangkan puisi yang ditulis oleh beberapa penulis mungkin memperlihatkan sudut pandang yang berbeda-beda dan bisa jadi tidak menceritakan kisah hidup dari satu penulis saja.

Namun, tentu saja hal ini tergantung pada konteks puisi itu sendiri. Jika puisi tersebut memang memuat kisah hidup dari satu atau beberapa penulis yang terlibat, maka bisa jadi bisa dianggap sebagai autobiografi. Namun, jika anda ingin memastikan lebih lanjut, lebih baik merujuk pada penjelasan para penulis atau menganalisis isi dari puisi tersebut.

Kesimpulannya: kenapa puisi sebagai data multidimensional dalam kajian ilmiah?
Karena puisi adalah karya seni yang menggugah hati dan mempertajam pengetahuan. Semua itu disebabkan oleh data dan kajian ilmiah tentang puisi menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan dalam keberagaman.
Dengan puisi kita bisa menggambarkan betapa indahnya manusia dengan segala keanekaragamannya!

AKU

aku memperkenalkan diri dengan nalar berpaling mundur
aku penyair yang lahir pada waktu subuh
menjual waktu di surau
dengan santun merobek hati goa garba mengukur hidup dengan sendok kopi kasih sayang di gagap lantai
yang aku ukur dengan pemikiran terkompresi waktu

Aku mengukur hidup dengan sendok kopi kasih sayang
ketika alam semesta yang sudah mati berseri-seri
menampung kehidupan usang dan telanjang

Sekarputih, 28012024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun