aku memperkenalkan diri dengan nalar berpaling mundur
aku penyair yang lahir pada waktu subuh
menjual waktu di surau
dengan santun merobek hati goa garba mengukur hidup dengan sendok kopi kasih sayang di gagap lantai
yang aku ukur dengan pemikiran terkompresi waktu
Aku mengukur hidup dengan sendok kopi kasih sayang
ketika alam semesta yang sudah mati berseri-seri
menampung kehidupan usang dan telanjang
Sekarputih, 28012024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H