Milenial kagetan menurut saya serupa dengan apa yang dikatakan yai, kecemasan dan kekhawatiran akan yang dihadapinya sekarang dan yang akan datang lebih menyelimuti ruang pikiran mereka, sehingga Ramadan tak dioptimalkan untuk menggapai apa yang telah dijanjikan Allah swt.
Milenial kagetan cenderung mengalir saja, ada kegiatan sosial ikut, kongko kongko online ikut. Jadi ya nimbrung tak tentu arah. Berharap insentif dari kartu pra kerja, menanti-nanti bansos, H2C (harap-harap cemas) dapat THR atau tidak. Ketika ditanya pencapaian ibadah Ramadaan, ya seadanya malah ada pula yang beralasan tidak semangat karena tidak berjamaah di Masjid.
Nah memasuki hari sepuluh yang kedua, masih ada waktu untuk tidak menjadi milenial kagetan, cukup sepuluh hari pertama saja kalaupun kaget. Untuk mengingatkan kita, kawan yang lain dan menyadarkan yang masih kagetan, mari kita kejar di waktu yang tersisa karena bulan suci Ramadan adalah bulan yang istimewa dan mulia.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat.
Kita bersama-sama memohon ampunan, dimudahkan perjalanan kehidupan kita, disudahi pandemi ini dan tentu tidak terjerumus menjadi milenial kagetan yang seakan-akan bersenandung,
Ramadhan tiba
Ramadhan tiba
Ramadhan tiba
Tiba-tiba Ramadhan
Tiba-tiba Ramadhan