Mohon tunggu...
Eko Wardaya
Eko Wardaya Mohon Tunggu... Wiraswasta - Divisi Bantuan Hukum Seknas LS VInus

Pegiat Pemilu dan Demokrasi 💻📱☕️

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ramadan, Pandemi, dan Milenial Kagetan

6 Mei 2020   04:00 Diperbarui: 6 Mei 2020   11:33 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada pula Ramses, ia pegawai swasta yang dalam kondisi PSBB masih harus bekerja, jika tidak mau maka pilihan dari kantornya hanya cuti tanpa gaji. Lalu ada Rani, ia terkena PHK yang sempat viral dari salah satu Mall di Kota kami. Kesemuanya adalah generasi milenial yang terkena imbas kondisi pandemi.

Jadi apa yang mereka rasakan ketika Ramadan tengah bergulir? Saya sendiri tidak menanyakan hal tersebut kepada mereka, tapi saya mencoba membuat beberapa kemungkinan. 

Ada tipikal milenial yang sudah mempersiapkan kehadiran bulan Ramadan tapi ada juga yang mengalir seperti air, dalam hal ini saya sebut milenial kagetan

Sesulit apapun imbas pandemi, milenial yang punya persiapan Ramadan biasanya akan tetap fokus mencapai targetnya baik spiritual (pencapaian ibadah) maupun sosial (silaturahmi kumpul-kumpul atau amal sosial). 

Karena justru bulan Ramadan ini lah momen untuk memohon pertolongan kepada Allah, dikutip dari laman nu.or.id, Ramadan memiliki tiga fase yaitu sepuluh hari pertama rahmat, sepuluh hari kedua adalah ampunan, dan sepuluh hari ketiganya adalah terbebas dari api neraka.

Artinya, "Awal bulan Ramadan adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan, sedangkan akhirnya adalah terbebas dari neraka."

Milenial tipe ini bisa menghilangkan kecemasan dengan menghadirkan kebaikan yang ingin mereka capai. Banyak dari mereka menjadi relawan gugus tugas Covid-19, mengadakan pengumpulan dana untuk mengentaskan kesulitan ekonomi masyarakat sampai rutinitas kajian Islam online yang membudaya di tengah pandemi. 

Bahkan amal ibadah yang khusu' di tengah kesendirian beribadah di rumah masing-masing. Apa tipe ini adalah mereka yang mampu atau cukup secara ekonomi? 

Tidak juga, banyak dari mereka anak-anak karang taruna yang tidak berpenghasilan sama sekali, tapi dengan nurani dan kesadaran yang tinggi mereka tetap yakin akan kuasa Allah di bulan Ramadhan serta tekad kuat untuk membantu sesama yang juga akan membantu diri mereka sendiri. 

Lain hal dengan milenial kagetan, masih dikutip dari laman nu.or.id, orang yang kagetan, kata kiai yang juga Ketum PBNU, tidak akan mampu mengatasi masalah. 

"Petinju sebelum main betulan, saling menjatuhkan kejiawaan lawan. Supaya lawannya minder. Seharusnya tetap berpikir 'Saya lebih hebat', maka akan menang," papar Kiai Said.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun