Dalam penelitian tersebut, beberapa monyet diberikan implan dalam otak mereka yang memungkinkan mereka menggerakka kursor pada layar hanya dengan menggunakan pikiran mereka.
Awalnya ini hanya dilakukan tanpa gerakan fisik sama sekali. Namun seiring berjalannya waktu, ketika monyet-monyet tersebut diminta untuk mempraktikkan gerakan fisik untuk menggerakka kursor dengan tangan, mereka ternyata sudah mahir.
Ini menjadi bukti bahwa memvisualisasikan sebuah tindakan dapat secara signifikan meningkatkan kinerja kita.
Secara tidak langsung ini juga menunjukan bahwa ketika kita melakukan mental rehearsal. kita tidak hanya mempersiapkan pikiran kita untuk tindakan yang akan kita lakukan, tetapi juga tubuh kita.
Misalnya, jika seseorang memvisualisasikan dirinya berbicara di depan publik, tidak hanya pikirannya yang menjadi lebih siap untuk itu, tetapi tubuhnya juga belajar bagaimana mengatur napas dan gerak tubuh secara lebih efektif selama berbicara.
Dengan kata lain, mental rehearsal memperkuat koneksi antara otak dan tubuh.
Tapi mental rehearsal tidak selalu baik.
Setidaknya ada dua tantangan yang akan kita hadapi jika kita menggunakan teknik mental rehearsal.
- Kemampuan kita dalam melakukan visualisasi berbeda-beda. Ada orang yang susah melakukan visualisasi sehingga secara tidak langsung ini menyatakan bahwa mental rehearsal tidak untuk semua orang.
- Mental rehearsal kadang dapat memicu stress dan overthinking atau berpikir berebihan terutama jika mental rehearsal dilakukan terlalu lama
Saya pribadi sering menggunakan mental rehearsal terutama jika harus berbicara didepan orang banyak. Tapi agar tidak memicu overthinking, saya biasanya hanya melakukan mental rehearsal 10--15 menit.
Studi telah membuktikan bahwa jika dilakukan secara berlebihan, mental rehearsal dapat menyebabkan efek negatif pada kinerja fisik kita.
Jadi bagaimana cara menjadi orang yang kuat secara mental?