Bayangkan anda sedang jalan-jalan ke mall. Di dalam mall anda melihat SPG mobil cantik yang mendekati anda untuk menawarkan mobil dagangannya.
Pakaiannya agak ketat. Dengan perawakannya yang langsing, maka pakaian ketat ini membuat tubuhnya elok bagai gitar spanyol. Kita sebut saja SPG cantik ini Bunga.
Anda sebenarnya tidak punya uang untuk membeli mobil namun tidak ada ruginya juga berkenalan dengan Bunga dan tentunya dia juga tidak tahu bahwa anda tidak punya uang untuk membeli mobil tersebut.
Anda: udah lama jadi SPG?
Bunga: Baru ni mas. buat cari penghasilan tambahan
Anda: ooh mank kerjaan utamanya apa?
Bunga: Saya masih kuliah, ambil akuntansi diuniversitas anu sekarang masih semester akhir, lagi nyusun
Dari fakta bahwa dia bekerja sambil kuliah anda kemudian menyimpulkan bahwa Bunga adalah gadis yang pintar.
Padahal jika ditarik secara logika, mungkin tidak ada korelasinya antara pintar dengan kuliah sambil bekerja menjadi SPG mobil. Untuk tahu dia pintar atau tidak yang harus anda lihat adalah dalamannya Bunga yaitu IPK nya sebagai mahasiswi atau mungkin hasil test IQ nya.
Pengambilan kesimpulan hanya dari satu faktor disebut dengan "halo effect. Contoh lain adalah saat anda melihat orang yang berpenampilan menarik lalu berkesimpulan jika orang itu baik.