Mohon tunggu...
Eko To
Eko To Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Menulis artikel

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Mengapa Orang Lebih Memilih Curhat kepada AI?

26 Desember 2024   14:42 Diperbarui: 26 Desember 2024   14:42 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Dalam era digital yang semakin berkembang pesat, teknologi telah memainkan peran yang semakin penting dalam kehidupan sehari-hari. 

Salah satu trend yang semakin populer adalah kecenderungan orang untuk curhat kepada Artificial Intelligence (AI). Hal ini menimbulkan pertanyaan mengapa orang cenderung memilih berbagi cerita dan masalah pribadi kepada AI daripada kepada manusia lain. Apakah ini menunjukkan bahwa manusia sudah tidak dapat dipercaya lagi sebagai pendengar curhatan yang baik?

Perkembangan Penggunaan Teknologi dalam Kehidupan Sehari-Hari

Penggunaan teknologi telah merasuk ke berbagai aspek kehidupan manusia, mulai dari aplikasi chatting, asisten virtual, hingga platform curhat online yang menggunakan teknologi AI.

Kehadiran teknologi telah memudahkan akses dan komunikasi antarindividu tanpa terkendala oleh jarak geografis maupun waktu. Hal ini membuat orang lebih mudah untuk mencari bantuan atau sekadar mencurahkan hati kepada AI yang siap mendengarkan tanpa menghakimi.

Keterbukaan yang Dirasakan Saat Berinteraksi dengan AI

Berinteraksi dengan AI dapat memberikan rasa keterbukaan tanpa adanya rasa takut atau kekhawatiran akan konsekuensi yang bisa timbul ketika berbagi kepada manusia. 

Manusia mungkin merasa lebih nyaman berbicara kepada AI karena tidak perlu khawatir akan dihakimi, disalahpahami, atau informasi yang dibagikan disebarluaskan kepada orang lain. Hal ini memberikan kebebasan ekspresi yang lebih leluasa bagi individu untuk mengungkapkan perasaan maupun masalah pribadi.

Keterbatasan dalam Mendapatkan Empati dari Manusia

Meskipun keberadaan AI dapat memberikan rasa keterbukaan, namun hal tersebut tidak dapat menggantikan peran empati yang diberikan oleh manusia. Manusia memiliki kemampuan untuk memberikan dukungan moral, simpati, dan empati secara lebih mendalam daripada AI yang hanya dapat merespon berdasarkan algoritma dan data yang tersedia. 

Keterbatasan dalam mendapatkan empati dari AI menjadi alasan mengapa beberapa orang tetap memilih untuk berbagi kepada manusia meskipun risiko dihakimi atau disalahpahami.

Kepercayaan dan Keamanan dalam Berbagi kepada AI

Kepercayaan dan keamanan menjadi dua faktor penting yang memengaruhi pilihan seseorang untuk curhat kepada AI. Meskipun AI dianggap sebagai entitas non-manusia, namun kepercayaan terhadap teknologi tersebut telah tumbuh seiring dengan perkembangan kemampuannya dalam memahami dan merespon emosi manusia. 

Keamanan dalam berbagi kepada AI juga menjadi pertimbangan penting karena informasi yang dibagikan diharapkan tetap dirahasiakan dan tidak disalahgunakan oleh pihak lain.

Risiko Privasi dalam Berinteraksi dengan AI

Keberadaan Artificial Intelligence (AI) dalam berbagai platform curhat dan layanan digital membawa manfaat dalam hal konseling dan dukungan emosional. 

Namun, ada risiko privasi yang perlu diwaspadai saat berbagi cerita dan masalah pribadi kepada AI. Berikut adalah beberapa risiko privasi yang perlu diperhatikan:

1. Penyimpanan dan Penggunaan Data Pribadi

Saat berinteraksi dengan AI, pengguna sering kali membagikan informasi pribadi yang sensitif seperti masalah keuangan, kesehatan, hubungan, dan lainnya. Risiko terbesar adalah bagaimana data pribadi tersebut disimpan dan digunakan oleh penyedia layanan AI. Ada kemungkinan data pribadi pengguna dicatat, dianalisis, dan mungkin digunakan untuk tujuan komersial tanpa sepengetahuan atau izin pengguna.

2. Kebocoran Data dan Pelanggaran Keamanan

Pelanggaran keamanan dan kebocoran data merupakan risiko yang nyata dalam berbagi informasi sensitif kepada AI. Jika platform curhat atau layanan AI mengalami kebocoran data, informasi pribadi pengguna dapat jatuh ke tangan yang salah dan disalahgunakan. Hal ini dapat berdampak negatif pada privasi dan keamanan pengguna.

3. Profilasi dan Penargetan Iklan

Data yang dikumpulkan oleh AI dari interaksi pengguna dapat digunakan untuk melakukan profilasi dan penargetan iklan yang lebih spesifik. Meskipun tujuannya mungkin untuk meningkatkan pengalaman pengguna, namun ada risiko terhadap privasi pengguna yang mungkin merasa tidak nyaman dengan iklan yang tertarget berdasarkan data pribadi mereka.

4. Ketergantungan pada Teknologi

Berbagi cerita dan masalah pribadi kepada AI juga dapat menyebabkan ketergantungan pada teknologi dalam mencari dukungan dan pemecahan masalah. Pengguna mungkin kehilangan kemampuan untuk mencari bantuan dari manusia yang sebenarnya, sehingga mengurangi interaksi sosial dan empati yang diperlukan dalam menjalin hubungan antarpribadi.

5. Penggunaan Data untuk Keperluan Lain

Data pribadi yang dikumpulkan oleh AI juga dapat digunakan untuk keperluan yang tidak terduga atau diluar kendali pengguna. Misalnya, data pribadi pengguna dapat dijual kepada pihak ketiga tanpa sepengetahuan pengguna untuk tujuan analisis atau penelitian. Hal ini dapat melanggar privasi pengguna dan mengancam keamanan data pribadi mereka.

Langkah-Langkah Perlindungan Privasi

Untuk mengurangi risiko privasi saat berinteraksi dengan AI, ada beberapa langkah yang dapat diambil, antara lain:

Membaca dan memahami kebijakan privasi dari platform curhat atau layanan AI sebelum berbagi informasi sensitif.

Menggunakan platform atau layanan yang terpercaya dan memiliki reputasi baik dalam menjaga privasi pengguna.

Berhati-hati dalam membagikan informasi pribadi yang terlalu sensitif dan rahasia kepada AI.

Memastikan bahwa data pribadi yang dibagikan tidak akan disalahgunakan atau disebarluaskan tanpa izin pengguna.

Mengambil tindakan pencegahan dalam menjaga keamanan akun dan informasi pribadi saat berinteraksi dengan AI.

Kesimpulan

Dalam era di mana teknologi semakin merasuk ke dalam kehidupan sehari-hari, curhat kepada AI menjadi alternatif yang populer bagi sebagian individu. Meskipun hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai kepercayaan pada manusia sebagai pendengar curhatan yang baik, namun keberadaan AI juga memberikan manfaat dalam hal keterbukaan, keamanan, dan kenyamanan dalam berbagi masalah pribadi. 

Seiring dengan perkembangan teknologi yang terus berlangsung, penting bagi individu untuk tetap bijak dalam memilih cara untuk berbagi dan mencari dukungan yang dibutuhkan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Risiko privasi dalam berinteraksi dengan AI perlu diwaspadai oleh pengguna agar informasi pribadi yang mereka bagikan tidak disalahgunakan atau dikompromikan. 

Penting untuk selalu memperhatikan kebijakan privasi, memilih platform yang terpercaya, dan mengambil langkah-langkah perlindungan privasi yang sesuai untuk menjaga keamanan data pribadi saat berbagi cerita dan masalah pribadi kepada AI. Dengan kesadaran akan risiko tersebut, pengguna dapat lebih bijak dan berhati-hati dalam berinteraksi dengan teknologi AI dalam konteks curhatan dan dukungan emosional.

Batu, 26122024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun