Mohon tunggu...
Eko To
Eko To Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Menulis artikel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rahasia Harta Karun Desa Terlupakan

22 Desember 2024   11:12 Diperbarui: 22 Desember 2024   11:12 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di kejauhan, suara deburan ombak menghantarkan pesan-pesan dari lautan yang luas. Wanita muda itu bernama Daya, seorang nelayan tangguh yang tiada henti berjuang melawan gelombang kehidupan. Daya memegang selembar surat yang sudah lama terlipat rapi.

"Apa yang sedang mengganggumu, Daya?" tanya seorang pria muda dengan rambut hitam keriting yang berjalan mendekati wanita itu.

Daya menoleh dan memandang pria tersebut. Matanya penuh dengan kegelisahan yang sulit disembunyikan. "Ini tentang surat, Rey. Surat dari Ayah," ucap Daya lirih sambil menyerahkan surat itu pada Rey.

Rey membuka surat itu dengan penuh perhatian. Isi surat membuat ekspresinya berubah, wajahnya menjadi serius. "Apa yang Ayah tulis di sini?"

Daya terisak pelan sebelum menjawab, "Ayah meminta aku kembali ke desa kami yang terpencil. Dia bilang ada sesuatu yang harus aku ketahui."

Rey merenung sejenak sebelum berkata, "Kami akan pergi bersama. Aku akan selalu mendukungmu, Daya."

Bersama dengan Rey, Daya memulai perjalanan pulang ke desa yang telah lama ditinggalkan. Desa itu dulu tempat di mana kenangan manis dan pahit tumbuh bersama. Namun, kehadiran mereka kali ini membawa atmosfer yang terasa berbeda, seolah ada misteri yang mengintip di balik rerimbunan pepohonan yang rindang.

Sesampainya di desa, mereka disambut oleh keheningan yang mencekam. Penduduk desa entah ke mana lenyap begitu saja, meninggalkan rumah-rumah mereka yang terkesan sepi dan terlantar. Hanya gemerisik angin yang mengisi kekosongan.

"Kemana mereka semua?" tanya Rey khawatir.

Baca juga: Kesendirian Malam

Daya pun mulai menggali petunjuk di sekitar desa yang seolah mati. Di balik rumah tua yang pernah menjadi tempat bermain masa kecilnya, Daya menemukan sebuah terowongan kecil yang tersembunyi di balik semak belukar. Tanpa ragu, Daya dan Rey memutuskan untuk menjelajahi terowongan misterius itu.

Terowongan membawa mereka ke dalam labirin bawah tanah yang gelap. Mereka mengikuti getaran kecil dari lentera yang mereka bawa, semakin dalam ke dalam rahasia yang tersembunyi di bawah desa mereka. Dan di ujung labirin, terbentang sebuah ruangan rahasia yang memancarkan cahaya keemasan.

Di ruangan itu, Daya dan Rey menemukan sesuatu yang membuat mereka terhenyak. Di atas meja, tergeletak sehelai peta kuno yang memperlihatkan lokasi harta karun legendaris yang konon hilang bersamaan dengan lenyapnya penduduk desa.

"Ayahku mencari harta ini, dan dia ingin aku melanjutkan pencariannya," bisik Daya tak percaya.

Namun, sebelum mereka bisa merenungkan lebih jauh, terdengar langkah kaki berat mendekati ruangan tersebut. Seseorang telah mengetahui keberadaan mereka di sana.

Dua sosok muncul dari kegelapan, seorang pria tua yang mengepalkan tangan dan seorang wanita muda dengan senjata terarah pada Daya dan Rey. "Kalian tidak boleh melibatkan diri dalam urusan ini!" desis pria tua dengan mata yang menyala api.

Daya dan Rey merasa tertekan, namun mereka tidak mau menyerah begitu saja. Dalam keputusasaan, Rey menemukan keberanian dalam dirinya. "Kita tidak akan mundur. Desa ini butuh kebenaran, dan kami akan membantu menyelamatkannya," ucap Rey tegas.

Perdebatan pun pecah di ruangan tersebut, ketegangan pun mencapai puncaknya. Namun, di tengah kekacauan, Daya tiba-tiba menyadari sesuatu dari peta yang tergeletak di meja. Ada simbol yang dikenalinya dari masa kecilnya, simbol itu mengarahkan pada sebuah tempat di luar desa.

Dengan cepat, Daya meraih peta itu dan berseru, "Kita harus pergi ke sini! Ini kunci untuk menemukan harta karun dan kebenaran yang terkubur selama ini."

Pria tua dan wanita muda terkejut mendengar pernyataan Daya. Mereka lalu berpandangan sejenak sebelum akhirnya menyetujui untuk bersekutu demi mencari harta karun dan membongkar misteri di balik desa yang terlupakan.

Mereka pun berangkat menuju tempat penunjuk peta dengan hati penuh harapan dan keberanian. Perjalanan mereka penuh dengan rintangan dan ujian, namun semangat ingin menemukan kebenaran mendorong mereka terus maju.

Akhirnya, di sebuah gua terpencil yang diliputi oleh kegelapan, mereka menemukan peti kuno yang tersimpan rapat. Saat peti itu terbuka, cahaya memancar dan memenuhi gua. Di dalamnya terdapat harta karun yang begitu berharga, namun yang lebih penting adalah kebenaran yang terungkap di baliknya.

Pria tua dan wanita muda yang sebelumnya bermusuhan kini menjadi sekutu yang saling menghormati. Mereka belajar bahwa kebenaran bukanlah milik satu pihak, namun harus diungkapkan bersama-sama. Dan dengan hasil dari harta karun itu, mereka mampu membangun kembali desa yang terlupakan menjadi tempat yang penuh harapan dan kebahagiaan.

Daya, Rey, pria tua, dan wanita muda itu kini dikenang sebagai pahlawan desa yang memulihkan kebenaran dan kehidupan yang baik bagi generasi berikutnya. Keberanian dan kerjasama mereka telah membedakan antara terkuburnya kebenaran dan terungkapnya cahaya keadilan.

Desa wisata, 22122024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun