Orang yang berhasil melewati ujian di tiga matra melalui ibadah puasa Ramadan maka dipastikan bisa kembali menjadi fitri.
Simbolisme Bersih-bersih
Disisi lain masih dibutuhkan simbolisasi akhir suatu peperangan melawan hawa nafsu yang mengotori hati. Gunanya untuk memudahkan masyarakat awam mengerti ghoyatul shaum (tujuan akhir puasa).
Di kampung-kampung masih berlaku tradisi bersih-bersih tempat tinggal, pakaian sehari-hari, perabot rumah tangga, perkakas-perkakas mencari nafkah dan tempat ibadah. Seringkali bahkan biaya lebih besar dikeluarkan untuk belanja perbaikan rumah dan mengecat ulang dinding-dindingnya.
Sehabis itu segenap warga melanjutkan bersih-bersih makam leluhur. Dengan maksud untuk menyiapkan lokasi makam agar nyaman diziarahi para ahli warisnya. Banyak diantaranya juga melakukan tabur bunga.
Masyarakat awam memang paling mudah mencerna kebenaran melalui bahasa simbol. Lebih-lebih jika beragam simbol itu hidup dan dipraktekkan dalam kerangka tradisi. Hal itu akan berfungsi sebagai monumen atau cagar budaya yang akan selalu mengingatkan lalu menuntun masyarakat bawah tetap pada standar moral dan keimanan yang baik serta bermanfaat nyata.**
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H