Kembali ke padusan di Temanggung. Karena awalnya yang menjadi inisiator dan promotor adalah para cukong yang bebas nilai selain mengejar keuntungan bisnis maka wajar jika lantas tidak hirau pada aspek makna dan kemaslahatan. Prosesi padusan yang mestinya mengedepankan sentuhan religi yang bermuatan rohani akhirnya terbenam dalam riuh sorak sorai penonton panggung konser dangdut.
Sayang sekali bukan? Untuk itu diperlukan kesadaran semua pihak untuk merevitalisasi tradisi padusan agar memberi manfaat dan maslahat jangka panjang bagi masyakarakat.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H