Dengan pemahaman seperti itu maka puasa tak lain adalah sarana melatih jiwa dan raga untuk dapat menahan diri dari dorongan hawa nafsu. Lebih jauh dari itu puasa untuk mengalahkan buruk dalam diri seperti watak takabur dan riya (suka pamer).
Hal yang kurang lebih sama pada hari Waisak. Hari besar agama Buddha ini diperingati sangat meriah oleh penganutnya. Pemeluk agama Buddha menyebut Waisak secara lengkap sebagai Tri Suci Waisak.
Tri Suci Waisak  dimaksudkan untuk memperingati tiga peristiwa penting penuh muatan moral yaitu kelahiran Sidarta Gautama sebagai pembawa ajaran moral Buddha. Selain itu juga mengenang saat sang Buddha mendapat pencerahan yang memungkinkan terumuskannya pokok-pokok ajaran moral tersebut. Kemudian yang terakhir menghayati wafatnya sang Buddha sebagai simbol masuk nirwana.
Prosesi perayaan Waisak sangat menarik melalui simbol-simbol laku hidup ruhani yang nampak sekali kesakralannya. Umat Buddha di dunia serentak memperingati Tri Suci Waisak walupun beragam dalam cara merayakannya.
Di Indonesia sendiri umat Buddha mengawali peringatan hari Waisak dengan prosesi pengambilan air berkah dari mata air Jumprit, kabupaten Temanggung dan diteruskan penyalaan obor yang diambil dari perapian Mrapen, kabupaten Grobogan.
Fase berikutnya yakni Pindapatta yaitu ritual khusus bagi masyarakat untuk memberikan bakti dan berbuat kebajikan. Caranya secara simbolis dengan mempersembahkan darma berupa makanan kepada para Bhikkhu dan Bikshu.
Tahap akhir yaitu Samadhi artinya menghengkan cipta beberapa sesaat sebelum puncak bulan purnama menurut perhitungan falak. Secara nasional puncak acara biasanya dilaksanakan di pelataran candi Borobudur dengan penyalaan ribuan lilin yang membuat suasana makin syahdu dan sakral.
Makna spiritual universal misi kebajikan Tri Suci Waisak tak terbantahkan. Ajaran kebajikan kepada sesama dan semua makhluk menjadi inti ajaran Buddha.
Landas Pacu Keluar dari Krisis
Dua momen besar agama yakni Ramadan dan Tri Suci Waisak semestinya menjadi sarana yang baik untuk merevitalisasi mental religius menjadi lebih bermakna membangun bangsa yang lebih kuat.