Mohon tunggu...
Eko S Nurcahyadi
Eko S Nurcahyadi Mohon Tunggu... Akuntan - Penulis, Pegiat Literasi, aktivis GP Ansor

Aktivis di Ormas, Pegiat Literasi, Pendididikan di Pesantren NU, Profesional Muda

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar di Rumah: Orangtua Bisa Mengimbangi Peran Google

17 April 2020   00:05 Diperbarui: 17 April 2020   00:39 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keadaan luar biasa akibat ancaman pandemi virus covid19 memaksa otoritas pendidikan merumahkan peserta didik. Jutaan murid sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas diminta belajar di rumah.

Siswa-siswi Indonesia yang terbiasa belajar di ruang kelas dengan sederetan peraturan yang mengikat di lingkungan sekolah tiba-tiba dimerdekakan untuk belajar tanpa arahan dan pengawasan. Yang semula tergariskan kini terlonggarkan.

Situasi darurat memaksa otoritas pendidikan melalui satuan pendidikan melepaskan metode dan waktu belajar pada para peserta didiknya. Di lain pihak para siswa dituntut untuk berkomitmen dengan mendisiplinkan diri untuk tetap belajar minimal sama dengan volume belajar di sekolah. Satu hal yang sulit untuk anak-anak lakukan diluar pagar sekolah.

Karena itu disinilah peran orang tua mutlak diperlukan guna pendampingan belajar anak dalam keadaan luar biasa untuk waktu yang belum bisa diprediksikan. Tanpa kehadiran orang tua bisa ambyar!

Foto dokumen pribadi
Foto dokumen pribadi
 Upgrade orang tua
 Peran orang tua yang diperlukan dalam pendampingan putra-putrinya yang terpenting adalah kemampuannya memosisikan diri sebagai teman. Tujuannya tentu agar anak-anak merasa nyaman dan merasa diakui atau dihargai.

Tanpa kemampuan itu proses belajar di rumah akan terasa memuakkan bagi anak-anak. Sehingga jangan salahkan anak-anak bila lebih memilih main game online dari pada belajar.

Selain kemampuan itu orang tua juga penting meningkatkan kecakapan mengaktivasi aneka pengetahuan yang sangat lama tersimpan dalam memori otaknya. Gunanya untuk memberikan perspektif lain supaya aktivitas belajar di rumah makin terasa hidup dan menantang.

Dalam memori otak orang dewasa tersimpan milyaran informasi hasil rekaman selama hidupnya. Sebagian diantaranya ada relevansinya dengan materi pelajaran anak-anak sekolah. Oleh karena itu aktivasi informasi yang berisi pengetahuan lama akan menempatkan orang tua setara dengan koleksi informasi di google.

Dengan begitu hampir setiap pertanyaan anak akan memperoleh jawaban logis meskipun dengan bahasa dan sudut pandang yang berbeda. Disitulah nilai lebih belajar di rumah yakni memperkaya cara pandang anak dalam melihat persoalan sejak dini.

Namun begitu karena milyaran byte memori berisi pengetahuan dalam otak bersifat usang maka perlu upaya update seperlunya bagi orang tua akan familiaritas penggunaan piranti pengakses internet.

Anak akan sangat menyukai orang tua yang memiliki selera relatif sama  serta sepadan dalam minat berteknologi milenial. Jika perlu orang tua sering ikut main game online berperan sebagai sekutu atau lawan anaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun