Teknologi informasi berbasis internet telah dimulai diadopsi ketika banyak satuan pendidikan membuka ruang eksplorasi bagi siswa untuk memperluas referensi materi pelajaran. Dan ternyata hal itu sangat memudahkan peserta didik dalam mencari tambahan bahan pendukung mapel.
Tak lama kemudian otoritas pendidikan secara resmi makin memperkuat penggunaan internet dengan penerapan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Lalu dilanjutkan dengan metode online dalam pendaftaran murid baru. Â Â
Pendeknya kehadiran teknologi internet dalam dunia pendidikan telah menjadi bagian penting sebagai bentuk habit baru menggantikan kebiasaan manual.Â
Kabar gembiranya anak-anak didik yang notabene lahir pada zaman milenial sangat familiar dengan perangkat yang setiap saat menjadi bagian kehidupan entertainnya.
 Pisau bermata dua
Kegilaan dengan gadget mengantarkan anak-anak era milenial pada keakraban dengan internet melampaui generasi manapun. Adanya sisi positif dan negatif itu sudah pasti.
Sisi positifnya jelas anak-anak lebih dini akrab dengan dunia baru yang ditandai dengan makin meluas dan mendalamnya penggunaan teknologi internet dalam jantung kehidupan manusia. Sehingga dengan begitu generasi baru ini tak perlu repot beradaptasi dengan adanya revolusi 4.0.
Namun sisi negatifnya wajib diantisipasi. Diantaranya gejala kecanduan smartphone yang merepotkan orang tua. Statistik menunjukkan banyaknya kasus psikopatologis akibat kecanduan game online, video porno dan lain-lain.
Dilaporkan beberapa gejala klinis yang timbul seperti antisosial, tertutup, gampang tersinggung, sulit tidur, agresif secara verbal hingga gejala klinis yang lebih parah lagi.
Jika tanpa kehadiran orang tua teknologi smartphone lebih banyak mudaratnya dibanding manfaatnya. Karena anak-anak belum memiliki otonomi memadai dalam menentukan pilihan.