Mohon tunggu...
Eko Romeo Yudiono
Eko Romeo Yudiono Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis itu Indah

Menulislah karena dengan menulis kamu akan belajar mensyukuri nikmat Allah SWT. Dengan menulis kita juga akan menyadari bahwa pengetahuan kita sesungguhnya ibarat setetes air di lautan bila dibandingkan dengan keangungan Allah SWT. Wallahu A'lam Bishawab.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tidak Ada yang Tiba-tiba Soal Kematian

19 Februari 2020   17:00 Diperbarui: 19 Februari 2020   17:06 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo: Instagram @bclsinclair

Innalilahi Wainna Illaihi Rojiun.

Turut berduka dengan meninggalnya Asraf Sinclair, suami tercinta Bunga Citra Lestari. Semoga diampuni segala dosanya dan ditempatkan di tempat terbaik sesuai dengan segala amal dan perbuatannya di dunia.

"Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan." (QS. Ar Rahman: 26-27)

Maka jangan terlalu kaget ketika Asraf Sinclair suami Bunga Citra Lestari (BCL) meninggal di usia 40 tahun. Usia yang banyak dibilang oleh orang-orang merupakan usia keemasan. Jargon yang terkenal diantaranya " Life Begin at 40". Di mana di usia 40 seorang pria biasanya lagi matang- matangnya dalam mengarungi kehidupan yang fana ini. Usia 40 bagi seorang pria juga identik dengan kinerja dan karirnya yang semakin mantap.

Kurang apa coba Asraf. Gagah, sukses, karir hebat, istri cantik dan kaya. Tidak ada riwayat sakit. Pria asal Malaysia itu menurut keluarganya dikenal rajin berolahraga. Bahkan ia disebut sangat sehat diantara anggota keluarganya yang lain. Tapi umur adalah rahasia Allah SWT, yang maha segala-galanya.

Duka jelas dirasakan BCL sekeluarga. BCL yang juga aktris serta penyanyi sukses itu tak kuasa menahan duka yang menyeruak dalam dadanya. Usai jenasah Asraf dikebumikan, BCL dalam sorotan kamera terlihat bersimpuh di pusara suami tercintanya. Menangis sekali lagi sejadi-jadinya. Dalam balutan tangis wajah ayu BCL sembab oleh airmata.

Tidak ada yang bisa dilakukannya lagi. Unge panggilan karib BCL hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk Asraf. Meski dikubur di San Diego Hill, tempat pemakaman elit yang harga tanahnya ratusan juta, BCL tidak bisa terus menemani suaminya.

Semuanya ditinggalkan Asraf. Istri cantik, mobil, rumah, anak juga orang tua serta kerabatnya. Asraf sendirian di tanah makam berukuran 2x1 meter. Ketika usia atau umur menjadi rahasia ilahi akankah kita tetap mengejar duniawi seolah tiada henti? Kalau itu yang terjadi tentu sangat merugi.

Seorang pengasuh pondok pesantren yang biasa didatangi Asraf memberikan kesaksian menyejukkan. Asraf merupakan orang baik. Dia selalu menyisihkan hartanya untuk pondok pesantren yang di dalamnya mengasuh anak yatim maupun piatu. Sungguh kesaksian yang indah. Mengingat setelah meninggal, ada tiga amalan yang tidak akan putus.

"Jika anak cucu adam mati maka semua amal perbuatannya terputus kecuali tiga hal. Sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak saleh yang mendoakan orangtunya. (HR. Muslim).

Maka menjadi kabar baik ketika ada kesaksikan jika Asraf sering beramal atau menyisihkan hartanya untuk orang-orang yang membutuhkan. Asraf juga pastinya meninggalkan ilmu yang bermanfaat untuk Noah, anak semata wayangnya. Nah, dikemudian hari Noah diharapkan menjadi anak yang sholeh. Sebagai sumber amalan berupa doa kepada Asraf yang lebih dulu meninggalkan keluarganya.

Kematian Asraf yang disebut tiba-tiba bisa menjadi bahan renungan kita semua. Bahwa tidak ada yang tiba-tiba di dunia ini. Semua sudah dicatat dan ditulis di Lauh Mahfudz. Baik Rezeki, jodoh bahkan maut tak ada seorang pun yang tahu karena masih menjadi rahasia Allah SWT.

Self reminder bagi saya pribadi dan kita semua. Kematian tidak mengenal usia, tempat dan waktu. Semuanya sudah digariskan oleh Allah  Azza wa Jalla dan kita harus sudah punya bekal untuk menuju ke sana. (eko Yudiono).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun