Innalilahi Wainna Illaihi Rojiun.
Turut berduka dengan meninggalnya Asraf Sinclair, suami tercinta Bunga Citra Lestari. Semoga diampuni segala dosanya dan ditempatkan di tempat terbaik sesuai dengan segala amal dan perbuatannya di dunia.
"Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan." (QS. Ar Rahman: 26-27)
Maka jangan terlalu kaget ketika Asraf Sinclair suami Bunga Citra Lestari (BCL) meninggal di usia 40 tahun. Usia yang banyak dibilang oleh orang-orang merupakan usia keemasan. Jargon yang terkenal diantaranya " Life Begin at 40". Di mana di usia 40 seorang pria biasanya lagi matang- matangnya dalam mengarungi kehidupan yang fana ini. Usia 40 bagi seorang pria juga identik dengan kinerja dan karirnya yang semakin mantap.
Kurang apa coba Asraf. Gagah, sukses, karir hebat, istri cantik dan kaya. Tidak ada riwayat sakit. Pria asal Malaysia itu menurut keluarganya dikenal rajin berolahraga. Bahkan ia disebut sangat sehat diantara anggota keluarganya yang lain. Tapi umur adalah rahasia Allah SWT, yang maha segala-galanya.
Duka jelas dirasakan BCL sekeluarga. BCL yang juga aktris serta penyanyi sukses itu tak kuasa menahan duka yang menyeruak dalam dadanya. Usai jenasah Asraf dikebumikan, BCL dalam sorotan kamera terlihat bersimpuh di pusara suami tercintanya. Menangis sekali lagi sejadi-jadinya. Dalam balutan tangis wajah ayu BCL sembab oleh airmata.
Tidak ada yang bisa dilakukannya lagi. Unge panggilan karib BCL hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk Asraf. Meski dikubur di San Diego Hill, tempat pemakaman elit yang harga tanahnya ratusan juta, BCL tidak bisa terus menemani suaminya.
Semuanya ditinggalkan Asraf. Istri cantik, mobil, rumah, anak juga orang tua serta kerabatnya. Asraf sendirian di tanah makam berukuran 2x1 meter. Ketika usia atau umur menjadi rahasia ilahi akankah kita tetap mengejar duniawi seolah tiada henti? Kalau itu yang terjadi tentu sangat merugi.
Seorang pengasuh pondok pesantren yang biasa didatangi Asraf memberikan kesaksian menyejukkan. Asraf merupakan orang baik. Dia selalu menyisihkan hartanya untuk pondok pesantren yang di dalamnya mengasuh anak yatim maupun piatu. Sungguh kesaksian yang indah. Mengingat setelah meninggal, ada tiga amalan yang tidak akan putus.
"Jika anak cucu adam mati maka semua amal perbuatannya terputus kecuali tiga hal. Sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak saleh yang mendoakan orangtunya. (HR. Muslim).
Maka menjadi kabar baik ketika ada kesaksikan jika Asraf sering beramal atau menyisihkan hartanya untuk orang-orang yang membutuhkan. Asraf juga pastinya meninggalkan ilmu yang bermanfaat untuk Noah, anak semata wayangnya. Nah, dikemudian hari Noah diharapkan menjadi anak yang sholeh. Sebagai sumber amalan berupa doa kepada Asraf yang lebih dulu meninggalkan keluarganya.