200 Relawan Ikuti World Cleanup Day di Pelabuhan Paotere Makassar (dokpri/Humas P3E Suma)
P3E Suma-KLHK (Makassar, 15 September 2018)-Lebih kurang sebanyak 200 orang mengikuti aksi bersih sampah, dalam rangka memeringati World Cleanup Day (WCD), aksi ini digelar di Pelabuhan Paotere beralamat di Jl.Sabutung Makassar, Sabtu (15/9/2018).
Kegiatan tersebut diinisiasi Forum Pemuda Bahari. WCD ini mengusung tema "Laut Kita Bersih." Sukeralawan bergotong royong, bahu membahu membersihkan sampah, mengumpulkannya pada satu titik sebelum diangkut mobil pengangkut sampah. Aksi serupa juga digelar serentak di 150 Negara.
Andi Hasbi, sebagai Kepala Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Selatan dalam sambutannya mengatakan, "aksi bersih sampah di pelabuhan Paotere ini bukan hanya menjadi persoalan Lantamal serta pegiat Lingkungan saja tetapi menjadi tanggungjawab dari Pemerintah kota Makassar sebagai pemilik wilayah di tempat ini."
"Sebagaimana diketahui bahwa permasalahan persampahan adalah permasalahan yang global, secara internasional masalah persembahan ini masih menjadi problema yang belum selesai dan terutama tentu di negara-negara ketiga atau negara-negara miskin dan berkembang. Permasalahan ini memang menjadi permasalahan utama,juga sangat dipengaruhi oleh budaya kita." Tutur Hasbi.
Andi Hasbi menambahkan, "Perkembangan sampah non-organik semakin tinggi, pada tahun 2050 yang akan datang kemungkinan jumlah sampah yang ada di laut itu akan lebih banyak dari jumlah ikan." Pungkasnya.
World Cleandup Day 2018 di Pesisir pantai di pelabuhan Paotere yang digagas Forum Pemuda Bahari ini diharapkan sesuai dengan target Pemerintah bahwa pada tahun 2015-2025 Indonesia bebas sampah.
Di lokasi pembersihan sampah ini dilakukan semacam Forum Group Discussion (FGD) untuk mengetahui permasalahan-permasalahan sampah yang dihadapi oleh masyarakat sekitar Paotere.
Ir. Darhamsyah, selaku Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sulawesi Maluku sekaligus Korwil UPT Wilayah Sulawesi Selatan menjelaskan, "Pemilihan kawasan pelabuhan tradisional Paotere sebagai lokasi clean up, sangat tepat. Pelabuhan ini merupakan situs sejarah bahari, yang dibangun pada Abad ke 14. Pada waktu itu, sebanyak 200 perahu pinisi berlayar dari pelabuhan ini ke Malaka." Ungkap Kapus P3E Suma.
Ditambahkan Kapus P3E Suma bahwa, "di Abad ke 15 hingga abad 19 Paotere menjadi pelabuhan kapal kayu internasional. Abad 20 akses dibatasi oleh penjajah Belanda sehingga menimbulkan perlawanan dari Kerajaan Gowa, Bone dan Luwu. Saat ini, pelabuhan Paotere menjadi saksi hidup sejarah bahari. Karenanya harus tetap dijaga agar lingkungannya bersih dan sehat."
"Itulah sehingga Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui P3E Sulawesi dan Maluku, mengapresiasi upaya pembersihan kawasan Paotere, sebagai salah satu destinasi wisata sejarah di Makassar." Mengakhiri sambutan.
World clean up day ini merupakan momentum untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya menangani sampah dengan benar.
Sekitar 200 relawan mengikuti aksi ini, mulai dari kalangan Pramuka Saka Wanabakti dan Saka Kalpataru, Pemuda Forum Bahari, Lantamal, Kementerian Kelautan (Balai Karantina Ikan), Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Selatan, hingga P3E Suma.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H