Ditambahkan Kapus P3E Suma bahwa, "di Abad ke 15 hingga abad 19 Paotere menjadi pelabuhan kapal kayu internasional. Abad 20 akses dibatasi oleh penjajah Belanda sehingga menimbulkan perlawanan dari Kerajaan Gowa, Bone dan Luwu. Saat ini, pelabuhan Paotere menjadi saksi hidup sejarah bahari. Karenanya harus tetap dijaga agar lingkungannya bersih dan sehat."
"Itulah sehingga Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui P3E Sulawesi dan Maluku, mengapresiasi upaya pembersihan kawasan Paotere, sebagai salah satu destinasi wisata sejarah di Makassar." Mengakhiri sambutan.
World clean up day ini merupakan momentum untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya menangani sampah dengan benar.
Sekitar 200 relawan mengikuti aksi ini, mulai dari kalangan Pramuka Saka Wanabakti dan Saka Kalpataru, Pemuda Forum Bahari, Lantamal, Kementerian Kelautan (Balai Karantina Ikan), Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Selatan, hingga P3E Suma.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H