Mohon tunggu...
P3E Suma
P3E Suma Mohon Tunggu... Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan -

Alamat Kantor: Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 17 Makassar Tlp. 0411-555701,702 Fax.0411-555703 Alamat Website: p3esuma.menlhk.go.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Merawat Ketersediaan Air untuk Pengendalian Pembangunan Berkelanjutan

30 Agustus 2016   07:42 Diperbarui: 30 Agustus 2016   07:58 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Neraca ketersediaan air terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun di tengah laju pembangunan dan pertambahan jumlah penduduk. Bila tidak diantisipasi lebih dini, pelayanan sumber daya air nampaknya akan semakin timpang. Oleh sebab itu, diperlukan pengelolaan sumber daya air yang baik agar dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat dalam segala bidang kehidupan.

Mempertimbangkan Daya Dukung dan Daya Tampung

Keberlangsungan sumberdaya air pada suatu kawasan sangat berkaitan dengan daya dukung ketersediaan air. Daya dukung lingkungan dapat digambarkan sebagai kemampuan bumi untuk mendukung kehidupan di permukaan bumi, utamanya umat manusia, sedangkan daya tampung dapat digambarkan sebagai kemampuan bumi untuk menyerap sisa-sisa kegiatan manusia dan makhluk hidup lain setelah digunakan.

Apabila daya dukung terlampaui maka kerusakan yang terjadi dapat menurunkan kualitas daya tampung. Sebaliknya, bila daya tampung terlampaui maka daya dukung akan menurun. Daya dukung dan daya tampung tidak bersifat statis, tetapi sangat dinamis dan mengikuti kegiatan bumi (gempa, banjir, letusan gunung api, dsb), serta aktivitas manusia dan mahluk hidup lain di permukaan bumi.

Dalam kajian daya dukung dan daya tampung, ada tiga pendekatan yang digunakan yaitu:

  1. Pendekatan berbasis pada ketersediaan air dan lahan sebagaimana ditetapkan oleh Permen LH Nomor 17 tahun 2009. Pendekatan ini digunakan pada saat akan dilakukan penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) mulai dari tingkat Nasional (RTRWN), tingkat provinsi (RTRWP), sampai tingkat kabupaten dan kota (RTRWK).
  2. Pendekatan berbasis kapasitas biologi (ekosistem) atau biocapacity yang digunakan untuk pengkajian poot print dan dapat menggambarkan produktivitas pangan.
  3. Pendekatan jasa ekosistem yang saat ini sedang dikembangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) di Indonesia

P3E Suma Menyusun Dokumen Ketersediaan Air dan Arahan Pengendalian Pembangunan

Pada tahun 2015, P3E Suma telah menyusun dokumen ketersediaan air dan arahan pengendalian pembangunan terhadap dua kawasan yakni Kawasan Strategis Nasional (KSN) Mamminasata dan di Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Ambon. Dokumen tersebut dibuat untuk mengidentifikasi ketersediaan air di wilayah ekoregion Sulawesi dan Maluku, sehingga dapat menjadi bahan masukan dalam membuat formulasi kebijakan, rencana dan program pembangunan di daerah (khususnya di kawasan Mamminasata dan Ambon).

Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah dengan aplikasi model Soil and water Assesment Tools (SWAT). Melalui metode ini diperoleh informasi mengenai total ketersediaan air yang meliputi aliran permukaan, aliran lateral, dan aliran bawah tanah (air tanah).

Hasil kajian ini menghasilkan analisis yang cukup mengkawatirkan. Khusus KSN Mamminasata, hasil studi menunjukkan adanya penurunan air aktual dari 1,68 Milyar meter kubik pada periode 1987-1996 menjadi 1,51 milyar kubik pada periode 2004-2013.

Sementara proyeksi ketersediaan air pada tahun 2035 sebesar 1,34 milyar meter kubik. Dari angka ketersediaan air aktual dan proyeksi tersebut menunjukkan bahwa KSN Mamminasata mengalami penurunan ketersediaan air di masa mendatang. Pada periode 2004-2013, KSN Mamminasata juga mengalami defisit ketersediaan air sebesar 0,18 milyar meter kubik, dimana ketersediaan air sebesar 1,51 milyar meter kubik sedangkan kebutuhan sebesar 1,69 milyar meter kubik. Sementara, hasil studi keterse diaan air di PKN Ambon yang juga menunjukkan penurunan yang tidak signifikan dari 1,13 milyar meter kubik pada periode 1987-1996 menjadi 1,08 milyar meter kubik pada periode 2004-2013.

Sementara, proyeksi ketersediaan air pada tahun 2035-an sebesar 1,03 milyar meter kubik. Dari ketersediaan air aktual dan proyeksi tersebut menunjukkan bahwa PKN Ambon masih berkontribusi memberikan sumber daya air. Dalam simulasi penerapan rencana pola ruang menunjukkan beberapa wilayah mengalami surplus, namun sebagian besar wilayah yang dianalisis mengalami defisit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun