"Abu," Sang Sultan memulai. "Orang-orang bilang bahwa kamu satu-satunya orang di negeri ini yang memiliki kemampuan untuk menerjemahkan bahasa burung."
"Tidak, Baginda. Itu suatu kebohongan!"
      "Oh, Ayo lah, Abu. Cobalah terjemahkan kicauan burung ini untukku."
Para menteri tampak tersenyum Abu Nawas menjadi tertunduk sedih. Mereka pikir mereka akan memenangkan permainan ini karena sebentar lagi mereka akan menyaksikan wajah Abu yang merah.Â
Setelah sejenak senyap, akhirnya Abu mengangguk pelan dan berkata, "Semua benar, Baginda. Saya akan mencoba yang terbaik yang saya mampu."
      "Begitu kan keren. Kerjakan!"
      "Tak lama kemudian, burung itu berkicau dengan riang.
      "Apa yang ia katakan dalam nyanyiannya, Abu?"
      "Ia mengatakan selamat pagi," ujar Abu.
      Sang Sultan dan para menteri tertawa cekikikan. Burung itu bernyanyi lagi. Lama waktu kicauan itu selama satu menit.
      "Apa yang ia katakan dalam lama waktu nyanyian itu?" tanya Sang Sultan.