Mohon tunggu...
Eko Nurwahyudin
Eko Nurwahyudin Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar hidup

Lahir di Negeri Cincin Api. Seorang kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Rayon Ashram Bangsa dan Alumni Program Studi Hukum Tata Negara UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Motto : Terus Mlaku Tansah Lelaku.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Bagong, Kolak, dan Batu Apung

16 April 2021   04:14 Diperbarui: 16 April 2021   04:19 1687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            "Meneng!" timpal Bagong yang langsung membuat orang itu terdiam. Suasana jenak menjadi sunyi. Orang yang memiliki kebeningan jiwa tentu mengerti bahwa sekalipun Pak Camat bahka Pak Bupati belum tentu bisa berbicara begitu berkharismanya sehingga siapapun yang mendengar akan menurut.

            "Lha kamu ini cari masalah saja Gong! Pakai acara bikin lomba masak siang bolong begini?

            "Meneng!" ujar Bagong sambil melotot. Petruk yang sudah lima ratus tahun jadi ponokawan tentu tahu karakter Bagong. Kalau sudah begini kadang Bagong cuma macak galak -- biasanya karena mau marah sama istri tidak baik maka cek-cok yang tidak kesampaian di rumah tangga dipendam untuk orang lain di kemudian hari.

            "Aduh." Kata Bagong sambil cengar-cengir mengusap-usap kepalanya yang Petruk jitak. "Lha duit ya duitku Truk yang buat hadiah lomba, kok enggak dibolehin ini gimana?"

            "Tapi kamu sudah..." para pendemo itu kembali buka suara.

            "Sebentar..." timpal Petruk. "Gimana Gong?"

            "Lha aku mau ngadain lomba masak subuh-subuh kek, siang bolong kek, sore-sore sambil ngabuburit kek, tengah malem kek ya asal ada pesertanya ya biarin saja! Duit juga dari aku, pesertanya juga enggak ada yang protes? Kita ini cuma bikin makanan khas Ramadan "LOMBA KOLAK TERENAK" masa dituduh bikin rusuh. Dituduh subversif? Dengkulmu mlocot!"

            "Tapi mbok juga tahu waktu Gong!"

            "Ya tahu. Waktunya mulai ya mulai, waktunya selesai ya selesai. Waktunya masak ya masak, waktunya makan ya makan."

            "Ini lagi puasa Gong!"

            "Lha ya biarin. Apa hubungannya? Kamu ini juga sudah jadi anak Semar berapa lama? Seharusnya mereka yang puasa yang harus belajar menghormati. Belajar untuk tidak gila hormat! Ya, karena hormat gratis-tis, ya saya hormati Truk sambil nyanyi lagu kebangsaan. Gitu juga masih disalahkan?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun