Mohon tunggu...
Eko Heri Susanto
Eko Heri Susanto Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Ilmu Komputer Bidang Rekayasa Perangkat Lunak

Mengenal pemrograman komputer sejak tahun 1997 dan sampai saat ini masih menekuni bidang rekayasa perangkat lunak terutama pemrograman web, basisdata dan pemrograman mobile.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dalam Konteks Pendidikan, Terkadang nge-"Prank" Mahasiswa itu Perlu!

12 Januari 2022   09:31 Diperbarui: 12 Januari 2022   11:46 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Sadar nggak sih? kalau kalian selama 3 bulan ini saya PRANK?"

"Sistem yang kalian bangun ini bukan kelasnya MINIMUM VIABLE PRODUCT lagi. Tapi ini adalah MASTER PLAN produk bisnis besar kalian."

"Berapa lama mengerjakan sistem sesuai dengan master plan ini? Mungkin 3 sampai 5 tahun kedepan. Tidak mungkin kamu selesaikan dalam waktu 3 bulan". Kata saya sambil tertawa terpingkal-pingkal.

Makanya sejak awal Desember 2021 kemarin, pengerjaan sistem sesuai dengan master plan itu dihentikan sampai level mock up saja. Yang penting mockup frontend-nya ada, mockup backend-nya ada, dan datanya sampai level spesifikasi JSON (Javascript Object Notation) saja sudah cukup.

Kapan sistem yang sesuai master plan itu dikerjakan? Ya nanti setelah mereka lulus kuliah to? Setidaknya kalau mereka memang serius mau melanjutkna startup-nya, maka master plan-nya itu bisa dilanjutkan.

Lalu apa yang dikerjakan anak-anak itu di bulan Desember 2021?

Tim Wlijo harusnya bikin aplikasi yang sederhana saja. Cukup bikin modul "rencana kulakaan" sama modul "jualan sayurnya" saja. Tidak perlu sampai bikin modul purchase requisition, purchase order, stock opname, material ready to sale, cashier system, journal accounting, general ledger, dsb. Itu sistem sekelas perusahaan besar. Pedagang sayur keliling nggak butuh itu semua.

Pun begitu untuk tim Kriyator. Platform yang dibutuhkan itu hanyalah tampilan website yang menarik, data barang yang ada di toko online-nya bisa ngambil data (scrape) ke e-commerce yang sudah ada saja, Itu sudah cukup. Misal, ada penguasaha UMKM yang terbiasa jualan produk-nya di Shopee, TokPed dsb. Maka data-data yang ada di market place itu, tinggal di-scrape (diambil), lalu tampilkan di Toko Online-nya saja. Selesai to?

Seminggu juga bisa kok bikin program kayak begini, apalagi contoh program data scraping sudah banyak sekali. Tinggal copy-paste, modifikasi dikit,jadi deh.

Ternyata memang benar. Anak-anak hanya dalam kurun waktu 1 saja, untuk menyelesaikan platform Minimum Viable Product (MVP)-nya. Contoh yang sudah di-online-kan adalah ini https://kriyathor.com. 

Ternyata apa? Pengusaha UMKM itu, platform yang benar-benar dibutuhkan ya yang seperti MVP-nya Kriyator ini. Mereka sangat butuh aplikasi Toko Online. Tapi bukan aplikasi toko online sekelas Shopee dan kawan-kawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun