Mohon tunggu...
E Fidiyanto
E Fidiyanto Mohon Tunggu... Jurnalis - Wartawan Muda

Menulis dengan Hasrat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Malam Dua Ratus Enam Belas

27 April 2018   22:43 Diperbarui: 27 April 2018   23:01 849
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari ujung rambutmu yang hitam, aku mulai menyeka asmara yang sempurna

Selanjutnya, aku tak lagi bisa berkata kata

Ini tak bisa aku bahasakan

Sayang, mari kita dayung bersama sampan kecil yang jatuh dari langit

Itulah yang kita punya. Tentu, ikhtiar nomor satu

Yang jelas, kita tak lupa dengan syahadatain

Atau kalimat kalimat penyejuk yang membuat kita melebur dalam kecintaan

***

Sayang, tak perlu kau risaukan saat aku bepergian

Toh cinta tau ke mana harus pulang

Lagi, aku tak pernah meminta lebih. Cukup suguhkan kopi hitam saat kupulang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun