Aku segera pamit setelah mendengar cerita itu. Kalau terlalu lama  di situ airmataku pasti menetes. Lelaki tua dan istrinya melepas kepergianku di depan gubuk mereka.
      Kuraih sepeda motor motor dan berpikir kembali untuk mencari kado yang akan kuberikan kepada istriku. Aku sengaja berlama-lama di jalan, di atas motorku, sambil apa kado yang harus aku berikan dan di mana aku dapat memperolehnya.
      Hari menjelang senja. Aku segera melarikan sepeda motorku pulang ke rumah. Terpaksa ulang tahun istriku kali ini tanpa kado. Mudah-mudahan istriku memakluminya. Hampir setiap tahun aku selalu memberikan kado untuknya, sehingga aku khawatir ia merasa kecewa dengan ketiadaan kado tahun ini. Aku benar-benar cemas. Tapi aku kemudian berpikir bahwa selama ini aku selalu memberinya kado tanpa bertanya apa yang diinginkannya. Ia selalu terlihat bahagia menerima kadoku, tapi siapa tahu ia menginginkan kado lain yang tidak diutarakannya. Aku menilai kebahagiaannya dari sudut pandangku sebagai pemberi kado, tapi tidak pernah meminta pendapatnya. Setelah bertahun-tahun aku merasa inilah saatnya istrinya meminta kado yang diinginkannya. Memberi kejutan tidak lagi hal utama sekarang. Mendengar harapannya lebih penting.
      Ketika aku sampai di gerbang rumah, istriku menyambut kedatanganku.
      Di malam hari, setelah kami menikmati makan malam bersama, aku mengucapkan selamat ulang tahun kepada istriku. Aku berterus-terang belum memiliki kado untuknya.
      "Selamat ulang tahun, Ma, semoga Mama selalu sehat. Papa sengaja tidak memberikan kado, karena Papa ingin kali ini Mama yang memberitahu apa kado yang Mama inginkan."
      Ia tersenyum, lalu berkata bahwa kado berupa benda dapat dibeli atau dicari, tapi ia merasa bersyukur bahwa kami tetap bersama dalam suka dan duka, menjalani kehidupan yang penuh canda dan air mata hingga hari ini, meski kami belum kunjung dikaruniai buah hati. Cinta, katanya, adalah kado terindah yang pernah aku berikan untuknya. Aku terharu. Kami berpelukan.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H