Mohon tunggu...
Eko Oesman
Eko Oesman Mohon Tunggu... Freelancer - freelancer

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja-Pram

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hidup Tak Lagi Normal

25 Mei 2020   11:27 Diperbarui: 25 Mei 2020   11:29 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bak seorang komentator sepak bola, mulut saya tak henti bicara. "Jadi begini ustadz. Ada dua hal yang ingin saya tekankan."

Lawan bicara saya adalah imam masjid di dekat rumah saya. Dia tekun menyimak. Dia taruh HP nya dan menoleh sebentar ke saya. Lalu menunduk.

Yang pertama, di dalam ceramah ustadz, harus disampaikan ke jemaah bahwa keadaan sekarang sudah berubah. Tata kelola kehidupan telah berubah total.

Bak seorang dosen saya menceramahi sang ustadz. Tanpa perlawanan saya lanjutkan tekanan saya.

Jadi, ustadz harus bisa mengajak jemaah untuk senantiasa tabayyun. Kalimat itu baru saja saya temukan melalui google. Artinya kroscek.

Jangan dengan gampang melakukan kerajinan tangan. Jari jemari harus dikontrol. Jangan main sar ser nggak jelas. Pastikan sumbernya jelas. Valid.

Saya menggeser duduk, lebih mendekat sang ustadz. Kepala sang ustadz makin menunduk. Sangat takzim. Ciri-ciri orang berilmu. Sedikit bicara, banyak mendengar.

Saya ingat ketika menghadap dosen pembimbing dulunya. Kepala ditekan serendah mungkin. Sesekali mengangguk tanda setuju. Padahal tak sepenuhnya paham.

Yang kedua ustadz. Sekarang kita hidup dalam era baru. Namanya new normal. Pasti ustadz belum tahu itu selidik saya. Sangat jumawa.

Ya Allah itulah salah satu kebodohan terbesar dalam hidup saya. Sok tau, sok benar dan suka menganggap diri ini jauh lebih paham.

Padahal kebodohan seperti ini tak perlu dicontohkan. Tak perlu dilestarikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun