Mohon tunggu...
Julianto Eko
Julianto Eko Mohon Tunggu... -

mahasiswa di STIE Perbanas Surabaya D3 Keuangan dan Perbankan. BBM:7D22EE2A Email: Juliantoeko212@gmail.com kita tak akan pernah bisa apabila kita tak pernah mencoba . jadi diri sendiri, dan percaya pada kemampuan sendiri dan selalu berusaha

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tepi Batas (Antara Khayalan dan Kenyataan )

6 Desember 2015   20:00 Diperbarui: 6 Desember 2015   20:45 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tepi pantai,  aku  terduduk  diam  bersandingkan  kaleng  minuman softdrink.

Menatap  sang  surya  yang  kembali  ke  peristahatannya,merah sedikit jingga mewarnai sore yang indah ,sambil  menunggu sang surya yang berpamitan di ufuk barat.

Lamunanku melayang ,terbang tinggi di udara ,bersama khayalan-khayalan yang

Mungkin suatu saat akan  menjadi nyata di dalam hidupku.

Khayalanku tertuju kepada seseorang,yang indah menawan ,dalam hatiku yang nian mempesona ,berharap  ia menjadi bagian dari cerita hidupku yang rumit,

Meski  kenyataannya tidak sama dengan benakku .

Ia tak mempunyai rasa yang sama terhadapku,entah mengapa ?
dan rasa ini tak sebanding dengan perasaannya terhadapku.

Entah mungkin aku yang terlalu percaya diri dan terlalu berharap bisa bersamanya.

Mungkin terlalu tinggi pula seleraku,hingga membuatku tak mawas diri,dan lupa statusku sebagai apa di kampung ini.

Aku hanyalah anak Seorang anak petani padi dan peternak kambing, yang mengharap cinta dari anak pak kades(kepala desa ) di kampung ini.

Aku ingin kembali ke masa anak-anak dulu , disaat aku dan dia main bersama-sama,saat status antara kaya dan miskin belum bisa diterjemahkan oleh anak-anak,

Saat senyum polos masih menghiasi canda anak-anak didesaku,Dan terkadang aku berharap,andai aku mampu meminta pada waktu ,aku ingin kembali ke masa itu, ke masa dimana status sosial dan perbedaan bukan menjadi  Hambatan dalam berteman atau menjalin hubungan.

Dan di pantai ini ,di sebuah  saung atau gazebo  di dekat  tugu tepi batas kota,

Aku masih mengingat jelas tentang dirimu, saat kau begitu murka kepadaku,

Tentang sebuah kejujuran hati yang berakhir sebuah petaka dari rasa sayang yang tak berbalas .

Saat sore di bulan juni ,saat aku janjian dengan dirinya di tempat ini ,saat aku baru saja pulang kerja  sebagai guru di salah satu sekolah dasar di desa kertagama,jaraknya pun tak begitu jauh dari tempat ini,

Tapi sore  itu  kepala  sekolah , tiba-tiba mengadakan rapat ,untuk para guru dan staff di sekolah ini ,hatiku gelisah tak karuan, aku berada dalam sebuah dilema yang sama pentingnya ,di satu sisi,,ini sebuah perintah atau amanah dari atasan(kepala sekolah) di tempat kerjaku,di sisi lain aku sudah berjanji pada  orang yang aku cintai,sehingga membuatku pada posisi yang serba salah .

Setelah mengikuti setengah dari rapat ,aku meminta izin  pada anggota yang lain, dengan alasan karena ada sedikit masalah yang harus kuseslesaikan dan darurat,.

Aku segera menemui dia,aku berharap ia masih disana dan menungguku.

.sebelum  kesana,aku  mampir sejenak ke toko ice cream untuk membelikannya ,Ice cream Strawberry special,tuk kuberikan kepadanya .

Sesampainya disana ,bukan senyum manis yang kudapat,melainkan tatapan wajah yang berapi-api ,tatapan murka dan penuh amarah,tatapan harimau  yang ingin melahap mangsannya hidup-hidup.

Sejenak hatiku menjadi ciut,dan pertanyaan dalam  hatiku yang muncul adalah “haruskah ini ku lanjutkan?” ,kutegakkan hatiku dan aku tetap melangkahkan kaki menuju dirinya.

Dengan penuh rasa pecaya di dalam diri,aku melangkahkan kakiku menuju dirinya ,degup jantungku berdetak kencang tak karuan ,setelah aku mendekat, ia berkata kepadaku,”inikah seorang laki-laki yang tak bisa di pegang janjinya?,inikah seorang laki-laki yang hanya omong kosong dan membiarkan seorang wanita menunggunya hinga petang seperti ini?”

Aku tertunduk dan terdiam ,menerima semua kesalahanku,aku menghujat diriku,memaki diriku,bahwa aku adalah lelaki bodoh yang membiarkan orang yang disayanginya ,menunggu hingga petang .

Ia murka dan berteriak sambil memaki “JAWAB!!,sampai hati kau membiarkanku menunggu hingga sepetang ini,sampai hati kau tak memberitahu diriku?,teganya !, aku berusaha untuk menepati janji untuk bertemu denganmu,kubatalkan semua janji dengan relasiku,kubatalkan pertemuan dengan Klien dari perusahaan lain,dan rela jauh-jauh dari Surabaya hanya untuk bertemu dengan kamu,Tapi apa yang Kudapat?,

Aku malah menunggu selama ini tanpa kepastian yang jelas!.

Dan kujawab ,tadi setelah aku pulang mengajar ada rapat mendadak   di tempatku kerja,dan maaf  aku  membuatmu  menunggu selama ini .

Hanya itu  jawabanmu?! ,hanya itu?,aku berharap kau menjadi laki-laki yang menepati  janji,bagaimana kau menjadi imamku,  jika janji saja kau langgar?

Aku tak masalah kau telat,yang kumasalahkan ,kau tak memberiku kabar,paling tidak pesan singkat dari handphone,kau  sedang dimana?,dan lain-lain,itu yang membuatku marah .

Dalam batinku  aku berkata,ya allah sebodoh itukah aku ?,kenapa tak terpikir sampai kesitu ya allah?,aku memaki diriku dalam situasi yang rumit,jika aku jelaskan ,toh ia tidak akan percaya,mungkin ia akan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang menghujam bertubi-tubi dan meyudutkanku hingga ke pojokan dan aku tak bisa berkutik sedikitpun.

Ku berikan roti yang kubeli tadi  kepadanya,ini  ice cream  kesukaanmu  maaf  ya aku hanya bisa memberikan  ini kepadamu.

Tak usah simpan saja,mungkin lebih berarti jika kau berikan roti ini kepada murid-muridmu esok .

Ia lalu pergi dan berlalu meninggalkanku,tanpa tegur sapa,tanpa rangkaian kata pergi berlalu dan membisu seribu bahasa.

Melihat tingkahnya aku terdiam ,seperti patung diorama di museum sejarah,kaku membeku seperti   patung es ,andai  saja kamu tahu perasaanku,wahai bidadari pengusik jiwa,tapi sayang ,nasi telah mejadi bubur,semua telah rusak,rencana manis tinggalah sebuah konsep pepesan kosong tak bernilai .

Aku pulang dengan hati yang hampa,muka yang suram,badan yang lesu,dan semua terasa tak enak di badanku .

Ohhh wanita ,terkadang wanita mampu membuat laki-laki  menjadi sosok yang tegas ,disegani,gagah menawan,tapi terkadang wanita mampu merusak hidup laki-laki sehingga laki-laki itu menjadi menjadi menderita dan lemah tak berdaya .

Tapi aku tak boleh hancur karena kejadian ini,karena hidup seperti roda yang berputar apabila kita diam sejenak ,maka kita akan tergilas oleh putaran roda tersebut .

Tak terasa saat aku tersadar dari lamunan masa laluku ,langit sudah mulai gelap,cahaya matahari yang tadi menyinariku,perlahan digantikan oleh sinar rembulan yang anggun dan bintang yang bertaburan di langit .

Kini waktunya aku kembali kerumah,setelah bernostalgia dengan masa laluku,

Sambil mengendarai motor menuju rumah ,terbesit dalam benakku bahwa cinta adalah sebuah pemanis dalam cerita di ke hidupan manusia,terlepas itu akan berbuah manis atau malah berakhir tragis .

Dan terkadang cinta  tak mengenal sebuah batasan ,kaya-miskin, tua-muda,atasan- bawahan ,kakak kelas -adik kelas  atau  apapun itu,dan percayalah bahwa mencintai itu tak pernah mengenal Tepi Batas.

                                                                                    Karya :Eko Yulianto Budi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun