Mohon tunggu...
Julianto Eko
Julianto Eko Mohon Tunggu... -

mahasiswa di STIE Perbanas Surabaya D3 Keuangan dan Perbankan. BBM:7D22EE2A Email: Juliantoeko212@gmail.com kita tak akan pernah bisa apabila kita tak pernah mencoba . jadi diri sendiri, dan percaya pada kemampuan sendiri dan selalu berusaha

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tepi Batas (Antara Khayalan dan Kenyataan )

6 Desember 2015   20:00 Diperbarui: 6 Desember 2015   20:45 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan penuh rasa pecaya di dalam diri,aku melangkahkan kakiku menuju dirinya ,degup jantungku berdetak kencang tak karuan ,setelah aku mendekat, ia berkata kepadaku,”inikah seorang laki-laki yang tak bisa di pegang janjinya?,inikah seorang laki-laki yang hanya omong kosong dan membiarkan seorang wanita menunggunya hinga petang seperti ini?”

Aku tertunduk dan terdiam ,menerima semua kesalahanku,aku menghujat diriku,memaki diriku,bahwa aku adalah lelaki bodoh yang membiarkan orang yang disayanginya ,menunggu hingga petang .

Ia murka dan berteriak sambil memaki “JAWAB!!,sampai hati kau membiarkanku menunggu hingga sepetang ini,sampai hati kau tak memberitahu diriku?,teganya !, aku berusaha untuk menepati janji untuk bertemu denganmu,kubatalkan semua janji dengan relasiku,kubatalkan pertemuan dengan Klien dari perusahaan lain,dan rela jauh-jauh dari Surabaya hanya untuk bertemu dengan kamu,Tapi apa yang Kudapat?,

Aku malah menunggu selama ini tanpa kepastian yang jelas!.

Dan kujawab ,tadi setelah aku pulang mengajar ada rapat mendadak   di tempatku kerja,dan maaf  aku  membuatmu  menunggu selama ini .

Hanya itu  jawabanmu?! ,hanya itu?,aku berharap kau menjadi laki-laki yang menepati  janji,bagaimana kau menjadi imamku,  jika janji saja kau langgar?

Aku tak masalah kau telat,yang kumasalahkan ,kau tak memberiku kabar,paling tidak pesan singkat dari handphone,kau  sedang dimana?,dan lain-lain,itu yang membuatku marah .

Dalam batinku  aku berkata,ya allah sebodoh itukah aku ?,kenapa tak terpikir sampai kesitu ya allah?,aku memaki diriku dalam situasi yang rumit,jika aku jelaskan ,toh ia tidak akan percaya,mungkin ia akan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang menghujam bertubi-tubi dan meyudutkanku hingga ke pojokan dan aku tak bisa berkutik sedikitpun.

Ku berikan roti yang kubeli tadi  kepadanya,ini  ice cream  kesukaanmu  maaf  ya aku hanya bisa memberikan  ini kepadamu.

Tak usah simpan saja,mungkin lebih berarti jika kau berikan roti ini kepada murid-muridmu esok .

Ia lalu pergi dan berlalu meninggalkanku,tanpa tegur sapa,tanpa rangkaian kata pergi berlalu dan membisu seribu bahasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun