Mohon tunggu...
Julianto Eko
Julianto Eko Mohon Tunggu... -

mahasiswa di STIE Perbanas Surabaya D3 Keuangan dan Perbankan. BBM:7D22EE2A Email: Juliantoeko212@gmail.com kita tak akan pernah bisa apabila kita tak pernah mencoba . jadi diri sendiri, dan percaya pada kemampuan sendiri dan selalu berusaha

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

See You Good Bye

20 September 2015   08:58 Diperbarui: 14 Oktober 2015   14:45 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perlahan tapi pasti ,pesawat terbang mengangkasa , semakin mengudara jantungku semakin berdetak, tak sadar aku menitihkan air mata , aku merasa ini saat terakhirku melihat Surabaya, dan meninggalkan kota sejuta memory manis itu .

Tiba-tiba ,nissa memberiku tissue “ nih gak , loe kenapa ?, nangis ya ?” enggak kok ,dia tersenyum manis kepadaku , “udah gak usah nangis gituh , jelek tau “ , aku hanya terdiam .

Saat pesawat di angkasa kami berbincang-bincang , sedikit tertawa, namun seperti ada yang mereka simpan di dalam hati mereka ,tapi aku tidak terlalu ingin tahu yang mereka rasakan .

 

Perjalanan terasa begitu nyaman,langit cerah berwarna biru dan gumpalan awan putih , mewarnai perjalanan kami , namun setelah 1 jam perjalanan ,tiba-tiba awan mendung pekat berwana hitam ,di saat ini jantungku mulai berdegup kencang , namun masih bisa terkendali.

 

Tak lama berselang pesawat sepertinya sudah tidak mampu menahan badai , guncangan di dalam pesawat terasa amat kencang , tanpa pikir panjang ,kugenggam erat  tangan niss, istighfar nissa , meskipun saat itu aku juga panic, mungkin ini yang dimaksud dari pertanda-pertanda aneh tadi .

Petir yang saling meyahut , menambah Suasana pesawat makin mencekam dan menegangkan.

“Astaghfirrullah…astaghfirrullah bang zhani maaffin nissa bang, maaffin nissa bang kalo nissa ninggalin abang pergi duluan bang”, sementara di belakang bang doni memanjatkan doa dengan serius , “wahai bapak yang ada di surga ,juru selamat kami , jika aku kembali saat ini kepadamu bapa , kutitipkan thea ,stevan,jeane dan gizert  kepadamu bapa” ,risky pun tak kalah panic , “adek maaffin mas risky dek , maaffin aku ya allah , jagalah dek anggi jika kau jemput aku sekarang” , aku pun menunduk dan memanjatkat doa pada ilahi,” ya rabb ku jika kau jemput kami berempat jika engkau panggil aku  saat ini, tolong ikhlaskan mereka  ayah dan bundaku jika aku harus pergi menghadapmu ,dan untuk septia , aku berharap jika ,aku pergi nanti, jaga diri baik-baik , dan semoga kamu mendapat yang lebih  baik dari aku , jauh lebih baik ,amiin .

 

Setelah itu dentuman dan suara keras dengan sinar kilat yang menyilaukan mata menyambar pesawat kami , setelah itu turbin jet di sayap kiri yang tersambar petir tadi terbakar , pesawat oleng kekiri , namun bisa stabil sedikit , selang satu menit kemudian dentuman keras menyambar sayap kanan pesawat , sehingga kedua turbin jet kanan dan kiri pesawat terbakar,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun