Cerpen : Jerawat Kekasihku
Seri Aksara Cerpenku 5
Ditulis oleh : Eko Irawan
----------------------------------
Emotikonmu di WhatsApp, bergambar menangis. Bagi wanita, jerawat itu masalah besar. Sangat esensial. Karena menyangkut penampilan.
Bagiku kamu tetap cantik. Karena bagaimanapun kamu kekasihku. Aku tak melihat jerawatmu. Yang kupuja itu, dirimu seutuhnya. Inilah cinta tanpa alasan.
Beberapa waktu ini kita tak bersua. Aku sebenarnya tak pernah jauh darimu. Tiap hari, sepanjang malam malam sunyi, aku selalu dekat denganmu. Bahkan sangat dekat.
Namun apa daya. Sulit dijelaskan. Itu statemenmu. Dan aku harus terima konsekuensi logis dari pilihanku sendiri. Sudah tahu. Sudah paham. Kok masih nekad juga.
Konyol dan bodoh rasanya setia model begini. Kok mau maunya berharap. Menunggu. Tak hanya terlarang, tapi ini sudah sangat jelas. Kasarnya ditolak, masih saja berharap.
Apa aku kekasihmu Dindaku? Bisa iya. Bisa tidak. Itu urusan hati. Tak bisa digambarkan. Dijelaskan. Ada. Tapi tidak ada. Dibilang tak ada, tapi ini ada.
Kita sudah banyak mengukir kebersamaan. Bersamamu itu serasa indah dunia. Kau rela menangis. Jika kau masih ingat romansa itu...
Bersamaku kau bisa los doll. Dan saat kita saling berpegang jemari, saling berpandangan, kau bisa lepaskan gundahmu. Sedihmu. Akulah samudra curhatmu. Siap menampung apapun dirimu.
Ajaibnya, dulu kau tak berjerawat. Saat semua problemmu lepas, kau bersinar. Tambah cantik. Semakin cantik. Dan benar kata ahli, 80 % masalah jerawat disebabkan oleh psikologi.
Dan saat kau pasang pagar itu. Demi kebaikan masing masing. Kita mulai membatasi diri. Bukan aku yang pergi. Aku setia menunggu, tapi ruang waktu sekarang sudah berbeda kisah.
Sekarang itu, kita jadi kekasih yang tak saling kenal. Kau membatasi curhatmu. Tak pernah bertemu. Tak sempat Merenda kasih. Walau sebenarnya hanya tak lebih dari satu jam.
Kau simpan sendiri semuanya. Dan itulah yang jadi jerawat jerawat itu. Ini tak ilmiah. Tapi saat mesra dulu, kenapa kau tak berjerawat. Why dindaku? Karena kita punya cara untuk bahagia.
Dan sekarang kau simpan sendiri semuanya. Dan jadilah jerawat kekasihku. Itu penelitian empu cinta yang tak ilmiah. Tapi terbukti terjadi padamu. Dan aku bisa apa. Karena aku bukan dokter.
Jerawat kekasihku. Ya begitulah. Andai aku bisa, tentu aku segera membawamu pergi. Kita jalani bahagia cara kita sendiri. Tapi itu tak mungkin, karena kita belum sepakat. Banyak alasan yang membuat kisah ini ending. Aku dalam masalahku. Engkau dalam masalahmu.
Kapan kita bersama lagi. Merenda kasih seperti dulu. Rela sembunyi, berbagi rasa dan hati. Sekalipun sadar, tak bisa saling memiliki.
Malang, 6 April 2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H