3. Literasi yang mendukung. Sebuah ide, minimal harus didukung literasi yang mendukung, minimal tulisanmu punya dasar yang melandasi. Kebiasaan membaca, akan membangun kualitas wawasanmu.Â
Yang malas baca, asumsi dalam ulasan karyamu dangkal, miskin dan kadang dipertanyakan alasan kenapa kesimpulan tulisanmu demikian dan kamu tidak bisa jawab, akhirnya berhenti jadi penulis.
4. Miliki motivasi penulis. Orang yang tidak punya tujuan, akhirnya hanya rebahan dan perannya tidak dikenang oleh siapapun karena miskin kontribusi.Â
Penulis itu ibarat orang yang merekam jejak langkah dan kelak tulisannya akan jadi referensi dan dibutuhkan generasi masa depan. Penulis punya kontribusi pada sejarah peradaban. Tak menulis, akan hilang ditelan perubahan waktu dan peradaban baru.
Atasi ide nulis buntuÂ
Sebagai penulis, saya juga pernah mengalami ide buntu. Itu terjadi karena banyak faktor, antara lain karena:
1. Tidak fokus dan tidak memiliki managemen konflik. Penulis yang tidak bisa mengelola permasalahan yang dihadapi, akan terjebak masalah yang berlarut larut tanpa solusi.Â
Siapa bilang hidup itu baik baik saja tanpa masalah? Sepanjang hidup, manusia itu punya masalah. Contoh mau keramas, sabun habis mau beli dompet kosong. Itu sebuah permasalahan sekalipun harga sampo saset hanya 2 ribu perak, tapi saat Ndak punya dwit harus keramas pake sabun.Â
Masalah hidup harus diatasi dengan managemen konflik, yaitu mengatur secara cerdas mana rumah, kantor, komunitas atau hobby, sehingga saat kamu berada di kantor, kamu tidak membawa masalah rumah.Â
Sebagai penulis, kamu tetap fokus dan profesional menulis sekalipun lagi ada masalah. Kamu bisa? Sayapun belajar.
2. Dolenmu kurang adoh massehÂ