Apalagi pada kurikulum beberapa tahun terakhir mata pelajaran PPKN sudah tidak dijumpai lagi disekolah. Seorang Guru PPKN kenalan Saya sekarang mengajar bahasa Indonesia dan Geografi. Itu cerita yang saya temui dilapangan. Teman saya yang memilih usaha tadi saya bilang cerdas.Â
Dia tidak menunggu peluang CPNS guru, tapi berpikir realistis, bahwa dengan kemampuan pendidikan sarjananya dia tidak gengsi sekalipun banting stir ke usaha bebek.Â
Dan beberapa puluh tahun berlalu, dia sudah punya asset yang luar biasa, punya mobil bagus, rumah dibeberapa lokasi dan usahanya ada dibeberapa tempat serta mampu mengantar anaknya kuliah di universitas luar negeri.Â
Sementara teman dia yang jadi PNS dari jurusan yang sama, belum bisa punya mobil, rumahnya masih mertua indah, tak punya asset, yang banyak justru hutang konsumtifnya potong gaji.Â
Lunasnya nunggu pensiun. Untuk bayar pendidikan anaknya mengkis mengkis dan megap megap. Ini hanya sekelumit cerita, yang pasti sukses hidup itu memiliki sisi perjuangan dan nasib baik, dan tentunya memilih jurusan kuliah itu harus cerdas, bijak dan penuh pertimbangan, karena setelah wisuda kelak bukan masa santuy, tapi masa penuh perjuangan agar menjadi yang terbaik.Â
Bagaimana dengan Kamu? Semoga menginspirasi.
Malang, 15 Maret 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H