Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mencari Cinta Februari (Bagian 3)

14 Februari 2022   16:05 Diperbarui: 14 Februari 2022   16:09 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mencari cinta Februari #3 dokpri

Mencari Cinta Februari
Bagian 3
Ditulis oleh : Eko Irawan

Baca kisah sebelumnya :
https://www.kompasiana.com/eko67418/6206722d1e0cba713d301ba4/mencari-cinta-februari-bagian-2
--------------------------------
14 Februari. Ajur. Bukan karena apa. Kena apa. Dan sejuta tanya apa yang lain. Tapi karena cuan. Uang yang lagi langka, tak krasan di dompet ini.

Ini beda cinta remaja dengan cinta tak lagi remaja. Cinta remaja, tak mikir beras apakah ada dirumah. Besok cari pinjaman kemana. Bagaimana cara mbayar cicilan, dua hari lagi jatuh tempo. Cinta remaja, jika uang habis, minta ortu, beres.

Cinta remaja tak pernah kita miliki. Kita bersua tak lagi remaja. Ada sejuta tangis dibalik pertemuan kita. Kisah pilu yang lalu, yang harus jadi tanggung jawab masing masing. Bukti cinta tetap muda, sekalipun usia bisa menua.

Tak ada valentine day sejak kita bersama, tanpa coklat, bunga dan hadiah. Tetap sama. Apa atau kenapa. Karena sangu untuk Hura Hura cinta yang tak ada. Itu sudah tak penting. Yang penting itu, keajaiban. Agar kita punya masa depan, menata ulang hidup.

Mencari cinta Februari. Ada, tapi versi ku dan dirimu. Ini bukan tak ada uang, tak ada sayang. Tapi tanpa uang, untuk apa romantis jika besok ajur tak bisa bayar ini itu.

Kamu juga Ndak bakalan mau. Duduk berdua di kursi romantis kajoetangan. Sambil makan cilok pedas. Dan bawa minuman mineral. Cerita curhat, dilihati orang orang. Aku tahu style apa dan dimana kita bisa berbagi cerita hati. Tapi tidak seperti pasangan muda.

Jika nuruti kata orang, kau itu difitnah cewek matre. Tapi umpama aku ngikut kata orang, dengan siapa aku bersama? Dasar mulut kaleng, bisanya kritik dapur pribadi. Silahkan saja ghibah, nanti saat kita bersama dalam bahagia, apa masih dikritik?

Sisi gosib diriku juga telah kamu dengar. Kau bahkan dapat info A1, info valid tentang aku dari informan yang sok membela, sok mendukung padahal mulut mereka pakar paido profesional. Manusia kepo negeri +62 yang terkenal di seluruh bumi. Power emak emak negeri dongeng.

Kamu percaya? Silahkan. Kita itu andai artis, sudah jadi bintang gosib dihalaman viral. Tak semua orang itu baik, bisa simpan curhat kita. Mereka punya rasa iri dengki, ada rasa benci orang lain bahagia. Yang sengsara, dilibas abis. Jadi menu lezat gosib.

Jalan itu panjang, tapi masih panjang omongan berbumbu pelezat rasa fitnah. Pelakunya sok suci, merasa paling benar dan diridhoi malaikat langit bumi dan merasa rasan rasan itu berpahala surga. Keblinger banget.

Tapi biarkan itu. Untuk apa ngurusi lambe turah. Yang penting kita masih bersama, dalam suka duka. Meski hati ini sedih juga. Saat tiada uang seperti hari ini. Cinta tanpa uang.

Mencari cinta Februari. Tanpa uang, hidup dalam terbatas. Semua telah abis. Tapi kau tahu kenapa ini terjadi. Biarkan bacot mereka, kita tetap jalan. Walau jalan kita, terkendala dana. Tapi cinta ini tulus suci.

Berdua dijalanan malioboronya malang. Sebentar lagi lampu haritagenya dipadamkan. Karena ini jaman pandemi. Serasa ini tak romantis. Lihat apa disini. Tapi terima kasih, kotaku memberi cerita. Mewarna kisah. Kita disini.

Hingga menemukan ruh kajoetangan haritage itu adalah sastra. Ada dalam cerita masing masing. Tentang Nongki asyik. Sepanjang pedestrian Kajoetangan. Seperti aku dan kamu. Dalam cerita valentine day tanpa uang.

(Bersambung)

Di tulis di Malang, 14 Februari 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun