Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Inspirasi Usaha Setelah Pensiun

7 Februari 2022   14:34 Diperbarui: 7 Februari 2022   14:42 1630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peluang usaha pasca pensiun perlu dipelajari dan dimiliki oleh semua orang yang akan memasuki masa pensiun. Jangan sampai pensiunan itu terjebak bisnis Abal Abal atau terjebak hutang untuk konsumtif semata. Ada banyak peluang usaha bisa dikerjakan pensiunan.

Saya mencoba datang pada suatu seminar dihotel mewah. Motivatornya membara menawarkan program investasi untuk pensiunan. Ternyata, seminar itu model MLM. Daftar sekian juta, cari anggota gabung dan dapat gajian. Setelah gabung, dia wajib cari relasi untuk di follow up agar gabung dan cari orang lagi. Terus cari dan cari terus orang gabung, agar rutin gajian. Mungkin dia dapat rekrut anggota baru gabung. Namun apakah orang orang yang direkrut ini mau diperalat untuk cari orang lagi? Jika jaringan tidak seimbang, dalam arti hanya satu kaki yang jalan, dia juga tidak dapat gajian. Sungguh bisnis yang ruwet dan memuliakan para leader belaka. 

Pada kesempatan lain, ada pula seminar investasi berkedok macem macem. Cukup nyantai dirumah, modal balik berlipat lipat dalam waktu tertentu. Apakah masuk akal? Mereka itu mengumpulkan dana masyarakat untuk tujuan tersembunyi mereka. Rata rata bunga hasil usaha yang diberikan lebih tinggi dari bunga bank. Jika janji muluk, bank saja tidak sebesar itu, terus usaha apa yang bisa memberikan kontribusi seperti janjinya? Apalagi sekarang masa pandemi?

Peluang usaha pensiunan bukan tertutup, tapi justru terbuka banyak peluang, karena pensiunan punya banyak waktu dan bila dikerjakan secara efektif akan memberikan kontribusi nyata. Salah satu usaha yang bisa dilakukan adalah budidaya ikan nila merah dengan metode intensif menggunakan tehnologi bioflok. 

Redtis, peluang Usaha Budidaya Ikan 

Sejak awal pandemi covid Maret 2020, di kelurahan Bakalan Krajan Kota Malang mulai melakukan usaha budidaya ikan nila merah. Para muda disana berkolaborasi kreatif menjadi start up bisnis bersistem kerja co working space. Redtis adalah start up milenial.

Bicara budidaya ikan itu bisa dilakukan oleh siapa saja. Ada ikan, ada air, kasih makan. Kelak akan panen. Tapi saat ikannya panen melimpah, dijual kemana? Banyak pembudidaya ikan setelah panen, tidak bisa menjual hasil panennya. Mereka akhirnya menjual ke tengkulak dengan harga murah dan dijamin rugi karena biaya operasionalnya tidak nutut dibanding harga jual saat panen. Jika sudah rugi, Purik dan terpuruk. Itu banyak terjadi di masyarakat, karena miskin ilmu cara budidaya ikan yang baik dan benar dan miskin ilmu pemasaran serta entrepreneur. 

Padahal dengan tehnologi android digenggaman, sudah merupakan bekal menguasai pasar dan mengetahui cara budidaya yang efektif, efisien dan berhasil guna. Banyak orang hanya senang jadi oposan, menunggu orang lain sukses baru jadi pengikut belakangan. Jika ada yang gagal, mereka tepuk tangan bergembira. Padahal orang sukses itu butuh proses dan tidak bisa instant. Mie instant saja butuh dimasak pakai air, apalagi suksesnya usaha. Butuh perjuangan yang konsisten tanpa kenal lelah dan berkelanjutan mengembangkan sayap sayap usaha pada mereka yang terinspirasi dan bisa membaca peluang usaha secara jernih. Usaha itu tak memaksa, tidak berminat ya tidak masalah. Mungkin dirumahnya sudah tersedia berkoper koper uang, sehingga tidak perlu usaha, cukup nyantai dirumah sudah terjamin. Tapi apa ada orang seperti itu? Milyarder terkaya saja masih usaha banting tulang, bekerja siang malam mengembangkan inovasinya.

Redtis, adalah kepanjangan Red Tilapia intensive System. Keberadaan dan perjuangan Redtis sudah dibangun sejak awal pandemi ditahun 2020. Inovasi ini digagas para start up muda dengan tujuan: 

1. Membuka lapangan kerja baru dari hulu ke hilir sektor budidaya ikan nila sistem intensif dengan mengunakan tehnologi bioflok dikolam terpal yang ramah lingkungan dan hemat pakan serta bisa dilakukan dilahan sempit perkotaan.

2. Edukasi intensif budidaya ikan nila dengan menerapkan cara budidaya yang baik dan benar, efektif, efisien, hemat pakan, kolam tidak berbau dan hasil panen, tidak bau tanah, berstandar gizi dan kesehatan yang dibuktikan dengan kerjasama riset dengan perguruan tinggi. Hal ini dilakukan agar memenuhi standar kelayakan ikan dikonsumsi dan bisa diterima oleh restoran, rumah makan dan eksport. Selain itu dengan menjaga kualitas ikan agar tetap terjaga akan menjaga kepercayaan pasar sehingga pemasaran tidak tergantung dan dikuasai oleh tengkulak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun