Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Redtis Dukung Lawan Stunting

30 Januari 2022   22:12 Diperbarui: 30 Januari 2022   22:18 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4. Hemat pakan dengan pakan full pelet dengan FCR dikisaran 0,8-1,2, artinya asumsi kisaran 1 kg pakan bisa menghasilkan 1 kg daging ikan.

5. Ramah lingkungan dengan kolam tidak berbau. Selama masa budidaya pada ikan nila tidak perlu Mengganti media air sehingga bisa tetap berbudidaya di daerah minim air. Kolam nila juga tidak menimbulkan bau. Ini berbeda dengan budidaya lele yang cenderung menimbulkan pencemaran berupa bau kurang sedap pada lingkungan sekitar. Itu terjadi karena lele diberi pakan alternatif, sifat ikan lele yang kanibal karena saling memakan jika konsumsi pakan kurang dan budidaya lele butuh biaya olah air dengan prebiotik tertentu serta wajib ganti media air secara berkala. Hal tersebut tidak terjadi pada budidaya nila.

6. Standar kualitas ikan nila bisa dijaga sehingga bisa memenuhi standar yang diminta oleh user atau pasar restauran. Dengan edukasi keunggulan nila bioflok, membuat nilai jual tidak ditentukan oleh tengkulak sehingga mampu memberikan kesejahteraan secara signifikan pada pembudidaya.

Hal tersebut diatas adalah keunggulan nila bioflok sehingga mampu memberikan kontribusi pada para pembudidaya berupa :

1. Ketahanan pangan menghadapi pandemi, sehingga masyarakat punya lauk bergizi dari kolam sendiri.

2. Kelebihan panen bisa dijual dengan harga menguntungkan bagi para pembudidaya karena dengan edukasi positif pemasaran tidak dikuasai tengkulak. Strategi pemasaran bersifat kreatif edukatif pada end user, sehingga tahu perbedaan nila intensif dengan budidaya nila konvensional.

3. Bagi yang berwawasan entrepreneur, peluang budidaya nila bisa jadi lapangan pekerjaan yang memberikan penghasilan. Segmentasi budidaya nila bisa terbaca dari pembibitan, pendederan, pembesaran hingga olahan pangan pasca panen. Prospek nila meliputi peluang bisnis dari hulu ke hilir.

Redtis dukung lawan Stunting 

Sebagaimana dikutip dari voaindonesia.com sbb :

Indonesia masih dihadapkan dengan permasalahan gizi buruk salah satunya adalah stunting pada anak. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis. Akibatnya anak lebih pendek dibanding anak-anak lain sesusianya. Lantas bagaimana cara mencegah stunting pada anak?

Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar terbaru Kementerian Kesehatan setidaknya 30,8 persen balita di Indonesia memiliki tinggi badan tidak sesuai dengan usianya atau biasa disebut dengan stunting. Kekurangan gizi kronis tidak hanya berdampak terhadap gagal tumbuh secara fisik atau berat lahir rendah, kecil, pendek, dan kurus. Namun juga rentan terhadap gangguan penyakit tidak menular dan dapat menghambat pertumbuhan otak yang dapat mengganggu pertumbuhan motorik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun