Rugi terus merenung, tanpa aksi. Rugi terus bicara, tanpa langkah.
Lebih rugi, bicara aib lain tapi tak berkaca diri. Ego itu memuji diri paling hebat. Paling mulia. Sendiri mengklaim sempurna, anti cela. Semesta mentertawakan mu.
Kritik itu membangun. Celamu kubalas bukti. Aku melangkah bukan untuk bacotmu. Aku tak Sudi mengikuti caramu. Para penghujat, hanya menangkap bayang.Â
Hidup itu pertarungan. Adu strategi. Adu kepentingan. Menindas seolah paling kuasa. Tapi kebenaran dibela Illahi. Persepsi fitnah, hanya takdir rekayasamu. Para begawan munafik yang sakit jiwa.
Menangkap bayang. Kosong. Yang memiliki, yang memperjuangkan. Dengan Istiqomah. Yang amanat. Tak mau dukung diam, karena mulutmu harimaumu. Masih ada karma adil, bukan karma tafsir otakmu yang iri dengki.
Malang, 29 Januari 2022
Oleh Eko Irawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H