Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Melihat Kajoetangan Malioboronya Kota Malang

16 Januari 2022   19:05 Diperbarui: 16 Januari 2022   19:10 1016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Melihat Kajoetangan Malioboronya Kota Malang (dokpri istimewa)

Januari 2022 wajah kota Malang, khususnya Kampung Heritage Kajoetangan banyak berubah. Tiga video berikut bisa menggambarkan kondisi terkini destinasi baru di kota Malang. Selamat menikmati




Secara umum, kondisi terkini Jalan Basuki Rahmat Kota Malang atau kajoetangan Heritage sudah sangat memikat, terbukti dengan hadirnya banyak pengunjung yang datang tengah menikmati indahnya kota malang.

Keasyikan para pengunjung tampak terlihat antusias dan berswafoto dilokasi tersebut. Serasa suasana Jogja hadir di kota Malang, bagi yang kangen nuansa Jogja bisa hadir di Kajoetangan heritage. Tentu ada plus minusnya. 

Usulan apa saja yang perlu dikembangkan di Kajoetangan Heritage agar muncul ciri khas malangannya, sehingga kajoetangan menjadi destinasi wisata khas kota malang yang unik, punya ciri khas dan ada hal khusus yang hanya ada di kota Malang, berikut ulasan 7 hal yang harus ada di Kajoetangan.

1. Penataan Parkir Pengunjung 

Perlu dipikirkan penempatan parkir untuk pengunjung agar tidak terkonsentrasi memenuhi sepanjang jalan Basuki Rahmat. Sementara parkir terkesan amburadul dan dikelola oleh petugas parkir dadakan. Pengaturan petugas parkir juga perlu ditata, agar bisa meningkatkan PAD kota Malang dari sektor parkir. 

Agar jalan Basuki Rahmat tidak macet dan mengganggu lalu lintas, penataan parkir harus dijadikan prioritas utama, diatur dimana para pengunjung harus parkir saat berkunjung ke kajoetangan. Kedepan, perlu dibangun gedung pusat parkir representatif dan terpusat disatu lokasi. Apalagi dimungkinkan wisatawan luar kota akan datang menggunakan bus, dimana mereka harus parkir?

2. Pusat informasi dengan pemandu wisata profesional.

Perlu diobtimalkan pusat informasi wisata dengan petugas pemandu wisata profesional. Para pemandu ini bertugas memberikan informasi wisata tidak hanya seputar Kajoetangan heritage, tapi juga informasi seluruh potensi wisata kota malang. Pusat informasi ini juga menyediakan informasi angkutan, paket perjalanan wisata, penginapan, pusat oleh oleh dan segala sesuatu yang berhubungan dengan kepariwisataan.

3. Penempatan petugas keamanan Wisata.

Faktor keamanan perlu ditingkatkan dengan penempatan petugas kepolisian wisata atau dari satpol PP wisata sebagai langkah antisipasi kemungkinan tindak kejahatan di lokasi. Keamanan merupakan unsur daya tarik tersendiri yang meningkatkan kepercayaan wisatawan datang ke lokasi wisata.

4. Pusat Kuliner dan oleh oleh khas Malang.

Kajoetangan heritage terdiri dari dua unsur destinasi wisata, pertama destinasi induk sepanjang jalan Basuki Rahmat dan destinasi Kampung Heritage Kajoetangan yang berada di dalam kampung dan gang sekitar destinasi utama. Potensi di dalam kampung ini dijadikan pusat kuliner dan oleh oleh khas malang. Pertumbuhan dan pemberdayaan ekonomi kreatif masyarakat disekitar destinasi utama harus diobtimalkan, agar masyarakat sekitar bisa menikmati berkah hadirnya wisatawan datang di lokasi utama. Perlu dilakukan kajian komprehensif terhadap kuliner dan oleh oleh apa yang benar benar khas malang dengan harga terjangkau, unik, khas dan menciptakan kenangan bagi wisatawan. Product berharga mahal disuatu destinasi, akan mempengaruhi kenangan wisatawan untuk hadir kembali, kecuali segmen wisatawan yang direkrut menginginkan kekhususan tertentu. Penataan ini melibatkan semua sektor khususnya masyarakat sekitar harus berpartisipasi aktif dalam pemberdayaan ekonomi kreatif sehingga mereka kebagian kue pertumbuhan pariwisata, dan bukan menjadi penonton belaka.

5. Panggung Budaya Khas Malang 

Selain mewadahi para pemusik jalanan, perlu dipikirkan pula panggung utama untuk menampilkan budaya khas malang. Tari Topeng Panji, jaranan, Bantengan, tari tarian tradisional, musik keroncong, karawitan dan musik dari berbagai genre lainnya, wayang, ludruk, ketoprak dan seni budaya lainnya juga harus diobtimalkan. Keberadaan panggung budaya ini harus mewadahi seniman dan budayawan lokal malang agar berkiprah positif di kotanya sendiri sehingga mereka mampu bertahan hidup. Panggung ini juga merupakan ruang pameran kreatif untuk seni lukis dan wahana bagi penampilan kampung tematik yang sudah ada dan tumbuh di kota Malang. Panggung ini bisa dimanfaatkan oleh para pegiat kampung tematik untuk gelar acaranya. Potensi ini harus dikemas terintegrasi sehingga semua potensi bisa ditunjukan secara obtimal. 

6. Transportasi dan hal unik.

Transportasi harus dipastikan nyaman dan memikat wisatawan. Keberadaan mikrolet harus diobtimalkan bagi wisatawan luar kota. Misal dalam mikrolet tersebut ada informasi wisata atau jalur yang melewati lokasi, mikroletnya bergambar topeng Malangan. 

Saat pengerjaan dan penggalian jalan Basuki Rahmat sebenarnya diketemukan jalur rel kereta trem. Sayang jalur tersebut dipendam lagi. Seharusnya jalur rel tersebut bisa dimanfaatkan sebagai hal unik misal dengan pengaktifan kembali trem dilokasi tersebut. Jika parkir sudah tertata, perlu juga diaktifkan sepeda hias seperti di alun alun kidul Jogja. Khusus di malang, bisa mengambil rute dari alun alun kota. Bisa juga penempatan dokar atau becak wisata yang khas malang. Disini diperlukan kajian dan kolaborasi nyata dari semua pegiat wisata kota malang.

7. Menempatkan ciri khas Malangan di pusat destinasi Utama. 

Copy paste Malioboro Jogja tidak bisa serta Merta diklaim dan diterapkan mentah mentah di kota Malang, karena ini Malang, jelas berbeda dengan Jogja. Malang punya budaya dan ciri khas sendiri agar kelak jati diri Malang tidak hilang karena copy paste gegabah tanpa memperhatikan budaya yang sebenarnya kita miliki, tapi diabaikan. Keberadaan boso walikan, logo singa khas Arema dan topeng Malangan adalah tiga hal yang harus ada di pusat episentrum kajoetangan. Memoles destinasi haritage di kajoetangan juga harus diobtimalkan agar ada 1-2 gedung yang jadi destinasi utama. Namanya kajoetangan haritage, jangan sampai hilang dimana haritagenya yang dimaksud. Jika semua dihilangkan, kesan haritagenya akan hilang. Inilah tugas kolaborasi antara pemerintah, akademisi, sejarawan dan budayawan wajib menyusun bagaimana seharusnya dan mau dibawa kemana Malang haritage. Sebuah ekosistem harus dikembangkan secara maksimal agar yang berperan adalah semua masyarakat kota malang. Pembahasan ekosistem Malang city of haritage bisa dibaca di link sebagai  berikut : https://www.kompasiana.com/eko67418/61766c0b0101907d742339d2/membangun-ekosistem-malang-city-of-heritage

Kolaborasi komunitas, perguruan tinggi, pelaku usaha wisata, pelaku museum dan pegiat kampung tematik juga harus dilibatkan. Jangan dibiarkan mereka jalan sendiri sendiri, tapi harus diwadahi dan diberi tempat agar kelak wisata malang raya bisa tumbuh dan berkembang.

Demikian 7 hal yang harus ada di Kajoetangan Heritage kota Malang. Ini hanya saran dari warga Kota Malang agar apa yang dibanggakan ini benar benar mbois lop ilakes. 

Malang, 16 Januari 2021

Ditulis Oleh Eko Irawan 

Pegiat Sejarah Budaya Dari Museum Reenactor Ngalam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun