Dewi ini tengah dalam posisi teratai sempurna duduk bersila diatas padmasana (tempat duduk teratai), dewi ini tengah bermeditasi dengan tangan melakukan dharmachakra-mudra (mudra pemutaran roda dharma). Lengan kirinya mengempit sebatang utpala (bunga teratai biru) yang diatasnya terdapat keropak naskah Prajnaparamita-sutra dari daun lontar.Â
Arca ini bersandar pada stella (sandaran arca) berukir, dan di belakang kepalanya terdapat halo atau aura lingkar cahaya yang melambangkan dewa-dewi atau orang suci yang telah mencapai tingkat kebijaksanaan tertinggi.
Arca perwujudan Bodhisattwadewi (bodhisattwa wanita) Prajnaparamita yang paling terkenal adalah arca Prajnaparamita dari Jawa kuno.Â
Arcamu berasal dari abad ke-13 Masehi pada era kerajaan Singhasari. Arca ini ditemukan di reruntuhan Cungkup Putri dekat Candi Singhasari, Malang, Jawa Timur. Konon menurut kepercayaan setempat, arca ini adalah perwujudan Ken Dedes ratu pertama Singhasari, sebagai arca perwujudan anumertamu.Â
Namun ada yang menyebutnya, sebagai perwujudan Gayatri, istri Kertarajasa raja pertama Majapahit. Ternyata Cucumu juga Duhai Kendedes.
Arcamu, pertama kali diketahui keberadaannya pada tahun 1818 atau 1819 oleh D. Monnereau, seorang aparat Hindia Belanda. Pada tahun 1820 Monnereau memberikan arca ini kepada C.G.C. Reinwardt, yang kemudian memboyongnya ke Belanda dan akhirnya arca ini menjadi koleksi Rijksmuseum voor Volkenkunde di kota Leiden.Â
Pada Januari 1978 Rijksmuseum voor Volkenkunde (Museum Nasional untuk Etnologi) mengembalikan arca ini kepada Indonesia, dan ditempatkan di Museum Nasional Indonesia, Jakarta hingga kini.
Kini arca yang luar biasa halus dan indah ini ditempatkan di lantai 2 Gedung Arca, Museum Nasional, Jakarta. Dan replikamu itu, menyambut mereka yang datang ke kota Malang.
Inilah Taman Ken Dedes, sang Stri Nareswari. Kuingin menulis tentangmu. Ceritamu. Semoga Menginspirasi tentang wanita utama, Suri tauladan darimu.
(Bersambung)
Malang, 11 Januari 2022
Ditulis oleh Eko Irawan
(Sumber diolah dari Wikipedia)