Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Stri Nareswari #9: Relevansi Stri Nareswari Menembus Masa

5 Januari 2022   16:15 Diperbarui: 5 Januari 2022   16:20 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baca kisah sebelumnya di link sbb : https://www.kompasiana.com/eko67418/61c9df4917e4ac5b10707bf2/stri-nareswari-8-katuranggan-nareswari
---------------------------------
Ruang waktu. Rahasia Illahi. Apa yang terjadi, adalah jalan takdir yang harus dijalani. Mau tidak mau harus dilalui. Suka ataupun tidak.

Dan aku harus bijak. Tanpa putus asa. Sedihku sendiri, harus bisa menginspirasi. Agar yang lain, tidak terjebak dalam lautan sengsara. Karena itulah kutulis Kisah Stri Nareswari.

Dibalik lelaki sukses, pasti ada peran wanita hebat. Pertama, Ibunya yang melahirkan dirinya, dan kedua, istrinya, sang pendamping hidupnya. Merekalah orang orang hebat, yang mendukung tanpa berkhianat. Yang tulus dalam suka duka. Yang pandai menyimpan aib. Yang bisa menjaga kehormatan sebagai seorang ibu, pendamping sekaligus pendidik dan pendukung keharmonisan cinta. Itulah Stri Nareswari.

Cinta itu bukan omong kosong. Cinta itu suci, berkah dari Illahi. Bukan sekedar nafsu, tapi juga tanggung jawab. Stri Nareswari akan menjaga cinta sucinya, tanpa syarat. Tanpa alasan. 

Stri Nareswari tak pernah mengumbar aib suaminya. Apalagi tidur dengan lelaki lain tanpa ikatan janji suci, sementara suaminya masih ada. Masih memperjuangkan dirinya. Agar bahagia dunia akhirat. Perjuangan suami bukan tontonan. Saat gagal bukan diobral kepada lelaki lain. Itu aib. 

Stri nareswari melampaui ajaran kemuliaan. Itu ajaran kehormatan wanita. Yang menjaga martabatnya. Agar tidak jadi wanita murahan. Mengobral birahi atas nama cinta. Apalagi balas dendam atas dasar fitnah tanpa klarifikasi. Sungguh perbuatan melampaui batas.

Stri Nareswari itu tidak bersandiwara. Tidak berdusta. Tidak membanding bandingan suaminya, dengan lelaki lain. Dia bisa dipercaya. Sekalipun suaminya bisa ditipu, tapi dia tidak akan tidur dengan lelaki lain. Sekalipun lelaki itu lebih mulia dari Suaminya.

Dan tidak ada lelaki mulia yang ahli ibadah dengan amal sundul langit, yang penyabar, baik hati dan jago diranjang, tapi perbuatannya meniduri istri orang. Merampok kebahagiaan rumah tangga orang lain dengan cara dzolim. Itu cara binatang paling hina. Stri Nareswari bukan wanita biadab seperti itu.

Mulut Stri Nareswari tak pernah bilang, tresno suaminya pada dirinya sebagai Tai. Dia tak pernah menuduh suaminya selingkuh, padahal tidak benar. Padahal menuduh demikian, agar selingkuhnya dengan lelaki lain bisa dianggap benar dan harus dibenarkan. Tapi seorang istri yang selingkuh tetap tak bisa dibenarkan dalam semua ajaran kebaikan dan kemuliaan.

Relevansi Stri Nareswari tetap aktual hingga kini. Menjaga kehormatan dan kemuliaan seorang istri adalah tugas mulia. Jika merasa sudah tidak ada kecocokan, lebih baik berpisah. 

Prilaku selingkuh seorang wanita, tak bisa dibenarkan dalam ajaran apapun, kecuali ada rencana jahat memanfaatkan penghasilan dan harta suami untuk bersenang senang dengan lelaki lain.

Merasa tak nyaman, lebih baik akhiri saja. Daripada memelihara status palsu tanpa cinta hanya untuk kamuflase dan alasan anak. Hal tersebut hanya mempersulit diri dan mempermainkan ikatan suci pernikahan.

Tentu ada mediasi dan upaya musyawarah mufakat dengan duduk bersama. Namun jika sudah dilakukan, dan terjadi lagi selingkuh yang diulang kembali, lebih baik berpisah. Untuk apa bertahan dalam status palsu, tapi tidak bahagia dan celakanya sudah tidak diridhoi penguasa Langit bumi, untuk apa bersama tapi saling dendam dan menyakiti.

Bagian ini sebenarnya prolog dari novel Stri Nareswari yang ditulis ala time traveller menembus dan mencari siapakah Stri Nareswari, seorang wanita utama dalam lintas sejarah Pra Tumapel hingga ke masa Kini.

Semoga Rangkaian bagian demi bagian dari Novel Stri Nareswari ini mampu menginspirasi dan memberikan pencerahan. Selamat membaca seri selanjutnya dari Novel bersambung ini.
(Bersambung)

Malang, 5 Januari 2021
Ditulis Oleh Eko Irawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun