Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Stri Nareswari #7 : Ibu Para Raja

22 Desember 2021   12:10 Diperbarui: 22 Desember 2021   12:19 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stri nareswari #7 (dokpri Eko Irawan)

22 Desember diperingati sebagai hari ibu, lanjutan dari novel Stri Nareswari kali ini mengangkat tema Stri Nareswari sebagai ibu para Raja. Selamat mengikuti.

Baca juga kisah sebelumnya di Link sebagai berikut :

https://www.kompasiana.com/eko67418/61bb23b406310e3efc534fb2/stri-nareswari-6-di-timur-kawi

-------------------------

Di Timur Kawi. Peradaban di timur Jawa dimulai. Prasasti tertua yang diketemukan berangka tahun 760. Itulah tlatah lahirku. Malang Raya.

Stri Nareswari, bagiku tetap aktual. Karena dibalik pria sukses, pasti ada wanita tangguh. Ibunya. Dan wanita pendamping hidupnya.

Mau dijadikan apa seorang anak, ada pada asuhan ibunya. Terima kasih Ibu, engkau sudah membimbingku hingga aku dewasa. Menjadi aku yang sekarang.

"Bangunlah anandaku" Sang Mpu Purwwa membangunkan aku di bale bale bambu. Aku tertidur disana. "Kita akan istirahat disini untuk beberapa saat. Lihatlah mereka perlu memulihkan tenaga untuk kembali ke Kota raja."

Hamparan sawah di Jenggala, dengan sejuk udaranya. Aku duduk ditemani MPU Purwwa. Sang Ayahanda Stri Nareswari.

"Jika kau cari takdir jodohmu, carilah yang terbaik Anandaku" pesan MPU Purwwa. "Ingatlah apa yang diamanatkan ibumu, Anandaku."

Ya, ibuku. Yang mengasuhku sejak kecil. Yang membela aku saat aku disakiti. Yang mengajari aku baca tulis. Bicara. Berjalan. Semua peran ibuku.

Ibuku, tak pernah rela aku sengsara. Doa ibuku selalu dikabulkan semesta. Jangan lawan, jangan sakiti dia. Karena ibu ingin anaknya, jadi yang terbaik.

"Kau ingat amanatnya Anandaku?" Tanya MPU Purwwa. "Beliau sudah ada di swargaloka. Buat beliau tersenyum. Jalankan amanatnya. Perjuangkan. Itu doa terbaik ibumu. Agar kau memperoleh bahagia."

Ibuku memang telah meninggalkan dunia ini. Tapi doa doanya membuka rahasia stri Nareswariku sendiri. Takdir jodohku selanjutnya. Perjuangan untuk bersamanya. Dalam kisah asmaraloka sejati.

"Katresnan itu harus diperjuangkan anandaku. Seorang wanita utama itu, akan menentramkan hatimu"

"Jaga dia, caranya memang beda dengan wanita pada umumnya pada jamanmu. Dia menyembunyikan cintanya. Secara Rahasia."

"Dia berwatak ksatria. Penuh tanggung jawab. Bisa dan mampu menjaga kehormatannya. Termasuk kehormatanmu Anandaku."

"Dia akan jaga aibmu. Jika ada wanita yang obral aibmu, khususnya pada lelaki lain, buang saja dia. Dia tidak menghormatimu. "

"Apalagi dia memuji muji lelaki lain. Sebagai lelaki utama. Dan tunduk patuh pada lelaki lain. Untuk memperalat kamu. Menipu kamu. Untuk senang sendiri. Sungguh bumi langit akan jadi saksi. Siapa yang akan memetik buah karma."

"Stri Nareswari menjaga kehormatannya. Jika dia berikan kehormatannya pada orang lain, derajatnya sudah sekelas anjing. Masih mulia pelacur. Apalagi menghina tresnomu tai, siapa yang tai anandaku?"

"Nanti dia akan bilang khilaf. Lupa. Dulu terkena sihir asmara gila. Dan sekarang sudah tidak mikir itu lagi. "

"Bahagiakah hidup dengan asmara palsu. Dikira kau tak tahu, lalu diingkari. Seolah tak ada apa apa. Kau sebagai lelaki sudah disepelekan. Dihinakan. Untuk nafsu bejat cara binatang. Apakah semesta memaafkan?"

"Stri nareswari itu mulia anandaku. Dia wajib menjaga kehormatannya. Jika kehormatannya pernah diobral murah tanpa syariat. Itu sudah cara binatang. Sementara kalian ini manusia. Kok pakai cara binatang? Sungguh yang seperti itu melampaui batas. Dia bukan wanita utama, yang layak dipertahankan. "

"Yang tabah anandaku. Kejahatan akan dibalas dengan adil. Permintaan maafnya sudah basi. Masihkah kau percaya, pada wanita yang saat enak enak dengan lelaki lain, telah menjual gratis atas nama cinta cara binatang, kemudian minta dimuliakan sebagai wanita utama?"

"Dia patut dilaknat langit bumi. Hingga kau mati, dijamin tak akan bahagia. Ibumu tahu bukan? Dia akan pandai memutar balik fakta. Dusta akan berselimut dusta. Sia sia hidupmu, mempertahankan wanita bangsat seperti itu."

MPU Purwwa marah besar. Dia melihat pengkhianatan yang ditutupi. Noda itu sudah ditanam. Wanita itu ngakak saat mereguk dunia diranjang setan. Bersama lelaki lain, yang katanya ahli ibadah. Tapi menodai kesucian. Kebohongan apa lagi yang akan didustakan.

Stri Nareswari. Wanita utama. Inspirasi dari sejarah tanah Jawa. Ibuku menitip amanat didalamnya. Untuk diperjuangkan. Meraih bahagia.

Jika Ken Dedes, sang Stri Nareswari melahirkan raja raja. Maka stri Nareswariku, adalah bahagia sejati berasal dari amanat dan doa ibuku. Ibu yang melahirkan aku. Yang tak rela melihat aku bertahan dalam sengsara.

Salamat datang Stri Nareswariku. Kau wanita utama Yang Mulia.

(Bersambung)

Malang, 22 Desember 2021

Ditulis oleh Eko Irawan

-----------------------

Catatan pendukung 

Ulasan silsilah siapa raja raja Jawa yang menempatkan Ken Dedes sebagai Stri Nareswari bisa dilihat di dua video sebagai berikut.

Pertama silsilah Raja Raja Tumapel
Kedua Silsilah Raja Raja Majapahit 

Semoga Dua video diatas bisa memberikan pencerahan tentang silsilah Raja raja Jawa yang merupakan keturunan dari Ken Dedes sang Stri Nareswari. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun